tirto.id - Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman menyatakan bahwa ancaman terhadap Andi Arief bukan dari parpol anggota Koalisi Keumatan pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
“Jadi kalau soal ancaman, clear saya sudah cek bukan dari kubu empat partai tersebut. Gerindra, PAN, PKS, Demokrat, tidak dari situ,” kata Habiburokhman di Kantor Bawaslu RI, Jakarta pada Jumat (24/8/2018).
Informasi tentang ancaman itu disampaikan oleh Andi Arief melalui pernyataan tertulisnya pada hari ini. Wasekjen Partai Demokrat tersebut mengaku mendengar kabar bahwa salah satu ketua DPD Partai Politik di Jakarta “mengorder” etnis tertentu untuk mengintimidasi dirinya.
“Sejak dulu saya paling takut menghadapi ancaman fisik ini. Karena itu lebih baik saya menghindar,” kata Andi Arief dalam pernyataan tertulisnya.
Ancaman itu buntut dari cuitan Andi Arief, pada 8 Agustus lalu, bahwa Sandiaga Uno membayar duit ke PKS dan PAN, masing-masing Rp500 miliar, agar terpilih menjadi cawapres pendamping Prabowo. Tuduhan Andi Arief soal mahar politik ini sedang didalami oleh Bawaslu RI.
Baik Sandiaga, PKS maupun PAN telah membantah tuduhan Andi Arief itu. Bahkan, sehari usai cuitan Andi Arief muncul, petinggi PAN mengancam akan memperkarakan Andi Arief ke ranah hukum jika tidak segera meminta maaf atas cuitannya itu. Demikian pula PKS, petinggi partai itu menyebut cuitan Andi Arief adalah fitnah sehingga akan diperkarakan ke ranah hukum jika tuduhan itu tidak ditarik.
Sementara Habiburokhman mengaku tidak mengetahui pengurus parpol yang dimaksud oleh Andi Arief.
“Kita tidak tau dari mana. Sudah saya cek semua. Saya hanya katakan tidak dari keempat partai tersebut,” kata Habiburokhman.
Dia pun menampik kemungkinan ancaman itu datang dari ormas tertentu. Habiburokhman mengaku telah mengonfirmasi isu ancaman itu kepada Andi Arief.
“Oh tidak ada, Andi Arief tidak ceritakan ke saya. Yang jelas saya cek keempat partai tersebut tidak ada sama sekali ancaman kepada pak Andi Arief. Sebagai teman tentu kita saling menjaga,” kata dia.
Penulis: Larasati Ayuningrum
Editor: Addi M Idhom