Menuju konten utama

Gen Z Paling Banyak Berminat Memiliki Rumah di IKN

Generasi muda melihat Ibu Kota Nusantara sebagai peluang investasi properti.

Gen Z Paling Banyak Berminat Memiliki Rumah di IKN
Pekerja menyelesaikan pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz

tirto.id - Generasi Z dengan rentang usia 18-34 tahun memiliki minat besar terhadap properti di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal tersebut terlihat dari studi terbaru dari marketplace properti, Rumah123.

Head of Research Rumah123, Marisa Jaya, menuturkan, minat ini dilatarbelakangi masyarakat dari generasi ini yang umumnya selalu mengikuti perkembangan pembangunan dan ingin mengetahui lebih banyak tentang proyek IKN. Selain itu, generasi ini juga tampak lebih tertarik melihat proyek-proyek yang akan dibangun di IKN dan perkembangan kawasan tersebut di masa depan.

"Ketertarikan terhadap proyek IKN menjadi faktor signifikan yang menarik minat generasi muda dalam mencari properti di kawasan tersebut," tutur Marisa dalam keterangan resminya, dikutip Tirto, Jumat (19/7/2024).

Pada saat yang sama, generasi muda juga melihat IKN sebagai peluang investasi properti. Hal ini didukung oleh kemampuan finansial generasi muda yang cukup kuat dan diimbangi dengan kemampuan untuk mencari celah investasi di kawasan dengan potensi pertumbuhan tinggi.

"Mereka bisa saja melihat kawasan sekitar IKN sebagai area yang memiliki prospek kenaikan nilai properti yang besar di masa depan, terutama mengingat berbagai proyek pengembangan infrastruktur hingga fasilitas publik yang direncanakan,” tambah Marisa.

Di sisi lain, IKN juga menawarkan insentif perpajakan bagi pengembang, investor maupun konsumen yang bisa mendorong geliat sektor properti di kawasan. Dengan beberapa insentif yang telah diumbar pemerintah antara lain pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) atas pengalihan hak atas tanah bangunan. Kemudian, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak dipungut atas jasa sewa dan biaya konstruksi pengembangan properti, hingga Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM) 0 persen bagi hunian mewah.

Dengan perkembangan infrastruktur dan fasilitas di sekitar kawasan IKN, Marisa berharap pasar dapat menyerap berbagai segmen kelas properti secara proporsional dan beragam, menciptakan peluang investasi dan meningkatkan nilai properti dalam jangka panjang.

"Proyek pengembangan yang sedang berjalan juga diharapkan bisa meningkatkan permintaan properti, menciptakan pasar yang lebih dinamis dan inklusif," ujarnya.

Sementara itu, berdasar data Rumah123, pencari properti di kawasan IKN dari usia 18-34 tahun di Balikpapan ada sebanyak 56,9 persen, Kutai Kartanegara 71,4 persen, Penajam Paser Utara 48,5 persen, dan Samarinda 56,4 persen. Sedangkan proporsi pencari properti pada rentang usia 35-64 tahun di Balikpapan tercatat sebanyak 42,8 persen, Kutai Kartanegara 28,6 persen, Penajam Paser Utara 51,5 persen, dan Samarinda 43,6 persen.

"Dari sisi segmen harga, Rumah123 mencatat, permintaan hunian di kawasan IKN cenderung didominasi kelas menengah dan menengah-atas," katanya.

Marisa merinci, di Balikpapan, permintaan tertinggi berada pada rentang harga Rp400 juta-Rp1 miliar sebesar 54,8 persen, di Samarinda, permintaan tertinggi di rentang harga Rp1-3 miliar sebanyak 48 persen. Sementara di wilayah Kutai Kartanegara, 100 persen preferensi permintaan di rentang harga Rp400 juta-Rp1 miliar dan Penajam Paser Utara, sebanyak 66,7 persen pencari hunian tertarik pada hunian dengan rentang harga di bawah Rp400 juta.

Baca juga artikel terkait LATEST NEWS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Intan Umbari Prihatin