tirto.id - Listrik putus membuat warga di Tatura Utara, Palu, Sulawesi Tengah kebingungan. Mereka tak tahu informasi yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Masyarakat bingung, tak ada informasi karena listrik mati. Internet juga cuma XL yang bisa tapi di sini sedikit yang pakai," kata Andriansa Manu, warga Jl. Anoa-Tatura Utara, kepada Tirto, Jumat (28/9/2018) malam.
Listrik mati setelah gempa kedua, yang menurut Manu terjadi sekitar pukul 19. 00 WITA. Setelah itu, rentetan gempa terus terjadi. Air laut menerjang ke daratan, lokasi Manu dengan bibir pantai hanya berjarak 15 menit jika jalanan tak macet.
Manu mengatakan, keadaan diperparah karena sampai saat ini tak ada petugas yang datang. Ia bahkan tahu peringatan tsunami telah dicabut ketika diberitahu Tirto.
Sekitar 100 orang kini bertahan di suatu lapangan luas menunggu bantuan. Rumah-rumah mereka retak, pagar rubuh, perabotan ambruk, aspal pecah, pipa air bocor, dan bahkan beberapa tiang listrik roboh.
Gempa bumi dengan kekuatan 7.7 SR terjadi pukul 17.02.44 WIB. Pusat gempa ada di 27 Km Timur Laut Dongala-Sulteng.
Penulis: Rio Apinino
Editor: Yandri Daniel Damaledo