tirto.id - Di sebuah pemukiman kecil di Desa Saletta, Italia, warga terlihat mengorek puing-puing bangunan dengan tangan kosong. Sambil menggali, mereka terus memanggil nama kerabat mereka. Anjing penyelamat berusaha untuk mencari sumber kehidupan di antara puing yang diakibatkan oleh gempa bumi dahsyat yang melanda Italia pada Rabu (24/8/2016) pukul 03:36 dini hari waktu setempat.
Lembaga Perlindungan Sipil Italia mengatakan sekitar 159 orang tewas dalam peristiwa tersebut. 53 orang tewas di Kota Amatrice dan setidaknya 100 orang terluka di kota tersebut. Korban tewas lainnya dilaporkan di kota-kota terdekat dengan Accumoli dan Arquata del Tronto.
Pihak berwenang mengatakan gempa ini sebanding dengan gempa pada tahun 2009 di wilayah Abruzzo di Italia tengah yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Sementara kepala unit darurat untuk Badan Perlindungan Sipil mengatakan jika jumlah orang yang hilang belum terdeteksi hingga saat ini, seperti dilansir dari CNN.
"Jumlah orang yang hilang tidak terdefinisi pada saat ini," kata Immacolata Postiglione, kepala unit darurat untuk Badan Perlindungan Sipil pada konferensi pers di Roma.
Ms. Postiglione menambahkan bahwa jumlah korban wisatawan belum diketahui secara pasti dalam bencana ini.
Korban tewas diperkirakan akan terus meningkat mengingat gempa susulan terus mengancam. Lebih dari 1.000 orang telah mengungsi akibat gempa, dan lembaga Perlindungan Sipil mengatakan tidak akan mengizinkan warga untuk tidur di kota Amatrice malam ini.
Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi bersumpah bahwa pemerintah akan segera mulai membangun kembali atas penundaan pembangunan yang lama setelah gempa pada 2009.
"Saat ini kami merasa sakit yang mengerikan," kata Perdana Menteri Italia Matteo Renzi setelah berkeliling beberapa daerah yang terkena dampak dari gempa.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini