tirto.id - Gempa berkekuatan 5,6 skala richter (SR) mengguncang wilayah Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada Rabu (13/6/2018) pagi sekitar pukul 09.07 WIB, namun tidak disebutkan dampak yang ditimbulkannya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan pusat gempa berada pada titik koordinat 2,05 Lintang Selatan (LS), 98,57 Bujur Timur (BT) dengan jarak 110 Kilometer arah Barat Daya dari Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 10 kilometer.
BMKG melalui laman resminya pada Rabu (13/6/2018) menyatakan, berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki kekuatan M= 5.8. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,0 LS dan 98,76 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 90 km arah barat Kota Tua Pejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat pada kedalaman 13 km.
Menurut Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, S.T., Dipl.Seis., M.Sc. dalam keterangannya mengatakan, "Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra,".
Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (Thrust Fault).
Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Tua Pejat, Mentawai II SIG-BMKG (III-IV MMI) dan Padang I SIG-BMKG (II MMI).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami", ujar Rahmat.
Editor: Yandri Daniel Damaledo