Menuju konten utama

Geliat Tanah Liat Kasongan

Desa wisata Kasongan merupakan daerah pemukiman para kundi, buyung atau gundi yang artinya orang pembuat sejenis buyung, gendi maupun kuali yang tergolong peralatan dapur juga barang hias yang terbuat dari tanah liat.

Geliat Tanah Liat Kasongan
Perajin membuat kerajinan gerabah di Sentra Industri Gerabah, Kasongan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (8/6). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/16.

tirto.id - Siang itu, lirih drama berbahasa Jawa dari sebuah stasiun radio seolah mengiringi tangan-tangan terampil mengolah tanah liat menjadi berbagai bentuk mulai dari sederhana seperti guci hingga patung manusia. Pemandangan ini menjadi lazim dilihat di desa Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta yang merupakan pusat industri kerajinan dan juga wisata gerabah. Saat ini tercatat hampir 80 persen penduduknya bertumpu pada industri kerajinan gerabah.

Desa wisata Kasongan merupakan daerah pemukiman para kundi, buyung atau gundi yang artinya orang pembuat sejenis buyung, gendi maupun kuali yang tergolong peralatan dapur juga barang hias yang terbuat dari tanah liat.

Kasongan kian terkenal karena gerabah hasil kerajinan tangannya yang cukup apik. Memasuki gerbang desa wisata, kita akan menemukan jajaran toko atau rumah galeri yang memajang berbagai hasil kerajinan berbahan baku tanah liat seperti guci, pot, souvenir pernikahan hingga patung-patung.

Wisatawan juga dapat melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan gerabah di beberapa galeri. Mulai dari penggilingan, pembentukan bahan menggunakan perbot, penjemuran, pembakaran hingga proses finishing. Jika beruntung akan menjumpai perajin gerabah yang masih melakukan pembakaran secara tradisional menyusul banyak yang beralih menggunakan oven.

Nafas industri kerajinan di kawasan ini sempat terguncang akibat gempa tahun 2006 lalu yang mengakibatkan 70 persen perajin mengalami krisis total. Untung saja pemerintah daerah setempat berhasil memompa semangat para perajin untuk bangkit dari keterpurukan dengan memberikan berbagai macam bantuan dan bimbingan.

Setelah dua tahun berbenah, kegiatan industri kerajinan mulai bangkit kembali dan bahkan sudah kembali berhasil menembus pasar luar negeri baik Asia, Eropa, Amerika dan Australia.

Foto dan Teks: Andreas Fitri Atmoko

Baca juga artikel terkait FOTO - ARTA atau tulisan lainnya