tirto.id - Sejumlah orang yang mengikuti aksi #GejayanMemanggil jilid 2, Senin (30/9/2019) kemarin, mendapat SMS yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM. Pesan itu menyebut aksi tersebut 'pesanan'.
"Thanks to Mas Riko Tude, yang sudah menaikkan level kami menjadi ajang #gejayancarirecehan. Monggo diambil panggungnya, mas. Kalau sudah ditransfer dari Senayan, bagi-bagi ke kami, yaaa... #gejayancarirecehan," demikian bunyi pesan itu.
Rico Tude adalah koordinator Aliansi Rakyat Bergerak yang menggerakkan demo Gejayan Memanggil jilid 1 dan 2.
SMS itu dikirimkan dengan cara blasting--tanpa ada nomor pengirim. Yang ada hanya nama pengirim, yakni BEM KM UGM. Metode blasting ini kerap digunakan institusi baik profit maupun non profit, dan jamak digunakan sebagai media promosi.
Presiden BEM UGM Atiatul Muqtadir membantah kebenaran SMS itu. Mahasiswa yang kerap disapa Fatur ini menyebut isi SMS hoaks.
"Pesan tersebut bukan berasal dari BEM KM UGM sebagaimana tertera dalam nama pengirim SMS tersebut," jelas Fatur kepada reporter Tirto, Selasa, (1/10/2019).
Menurutnya isi pesan itu provokasi belaka, dan jelas tidak sejalan dengan visi misi BEM KM UGM selama ini. Di dalam pesan tersebut, kata dia, bahkan terdapat berbagai hasutan dan propaganda negatif yang ditujukan kepada suatu kelompok, massa, maupun pribadi.
"BEM KM UGM hingga hari ini akan terus konsisten mengawal dan ikut terlibat aktif dalam gerakan rakyat, dan tidak akan mendiskreditkan gerakan apa pun," Fatur menegaskan.
Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dan terprovokasi dengan propaganda apa pun di luar media sosial resmi milik BEM KM UGM.
Rico Tude juga menyebut SMS itu sebagai "hoaks."
"Memang sengaja disebarluaskan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Dalam isinya mengatasnamakan BEM UGM terus bawa-bawa nama saya, kelihatan ada sejumlah uang yang ditransfer. [Saya] tidak menerima uang ditransfer dan lain sebagainya," katanya.
Ia menyebut SMS itu adalah bagian dari upaya melemahkan gerakan rakyat.
"Pesan itu motifnya ingin memecah belah dalam gerakan. Itu bisa saja dalam aliansi itu bisa saling mempersalahkan. Mungkin tujuannya agar massa menaruh curiga terhadap saya dan gerakan," kata Rico.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Rio Apinino