tirto.id - Bakal capres dari PDIP, Ganjar Pranowo bicara soal banyaknya tenaga kerja asing (TKA) Cina yang bekerja perusahaan di Indonesia. Ganjar mengakui banyak warga Indonesia yang memprotes agar memulangkan TKA asal negeri Tirai Bambu itu.
"Jangan teriak-teriak banyak pegawai Cina, diusir Pak. Pengalaman di Jateng (Jawa Tengah) begitu," kata Ganjar dalam kuliah kebangsaan di FISIP Universitas Indonesia (UI), Senin (18/9/2023).
Politikus PDIP itu lantas bertanya kepada warga bila TKA Cina dipulangkan, apakah pegawai Indonesia mampu menggantikan posisi pegawai Cina itu atau tidak.
"Ya sudah kita usir besok pagi, tapi kamu bisa gantikan gak? Kalau saya bicara blak-blakan. Gak ada 'nanti oh ya, ya, kita akan bicarakan'," tutur Ganjar.
Sorotan TKA Cina ini sebelumnya sempat ramai. Salah satunya di PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) bahkan akan memberdayakan 852 negeri asal Tirai Bambu itu yang memiliki sertifikat sebagai operator operation and maintenance (O&M).
Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengatakan, ratusan TKA itu merupakan hasil kerja sama dengan Konsorsium PT KAI dan Cina Railway dalam mengoperasikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) selama setahun.
KCIC sendiri menyiapkan 1.096 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan mendampingi pekerja asal Cina, sehingga terjadi peralihan kemampuan dalam mengoperasikan dan melakukan perawatan sarana KCJB.
Pada 26 Maret 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Perpres ini bertujuan untuk mendukung perekonomian nasional dan perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan investasi.
Keberadaan Perpres tentang Tenaga Kerja Asing (TKA) menuai kritik dari berbagai pihak. Banyak masyarakat yang menganggap Perpres TKA memberikan kelonggaran para pekerja asing untuk merebut pasar kerja lokal.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang