Menuju konten utama

Ganjar Minta BUMN Tak Terlalu Banyak Memiliki Anak Perusahaan

“BUMN itu masuk ketika yang lain belum siap masuk. BUMN itu pionir. Nanti kalau sudah, ini seperti stimulan saja, kalau sudah, kita lepas,” ucap Ganjar.

Ganjar Minta BUMN Tak Terlalu Banyak Memiliki Anak Perusahaan
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersiap memberikan sambutan saat peringatan HUT ke-51 PDI Perjuangan di Sekolah Partai di Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (10/1/2024). Peringatan tersebut bertemakan Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengatakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak boleh memiliki perusahaan yang terlalu banyak beranak pinak. Hal ini merespons pertanyaan tentang banyaknya perusahaan pelat merah yang menjalankan monopoli usaha.

“Ketika bapak berbicara monopoli saya berusaha memahami, memutar otak saya, ini kayaknya yang dimaksud BUMN punya cucu, punya anak, punya cucu, punya cicit, canggah, gantung siwur, kira-kira gitu kalau orang di Jawa,” kata Ganjar dalam acara Dialog Capres bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045, Jakarta, Kamis (11/1/2024).

“BUMN boleh punya anak perusahaan, tapi tidak boleh punya cucu,” tambahnya

Ganjar mengingatkan, BUMN sebaiknya tidak memainkan monopoli usaha. Capres dari Koalisi PDIP itu juga menyoroti banyaknya BUMN Karya yang tidak mampu membayar surat utang korporasi.

“Jangan-jangan kalau Anda dari anggota Kadin ini besok saya jadikan menteri BUMN, Anda kelakuannya sama, jangan lho ya,” ujarnya.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menuturkan, pemerintah seharusnya memiliki integritas, hal-hal sepele harus dituntaskan secepat mungkin. Ia menambahkan, adanya monopoli oleh BUMN juga membuat peran swasta makin tergerus.

Menurut Ganjar, perusahaan pelat merah hanya memiliki peran sebagai pionir, atau merambah suatu sektor usaha yang sama sekali tidak bisa ditangani oleh pihak swasta.

“BUMN itu masuk ketika yang lain belum siap masuk. BUMN itu pionir. Nanti kalau sudah, ini seperti stimulan saja, kalau sudah, kita lepas,” ucapnya.

Ganjar menambahkan, negara hadir tidak untuk mencari uang melalui BUMN, melainkan sebatas memfasilitasi dan mengatur.

“Jadi kita memang to govern, betul-betul mengelola, memerintah, me-manage, agar itu tumbuh,” ungkapnya.

Baca juga artikel terkait GANJAR PRANOWO atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - News
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Irfan Teguh Pribadi