Menuju konten utama

Festival Film Indie Lampung Undang Sineas Ikuti Kompetisi

Panitia Festival Film Indie Lampung 2017 mengundang para peserta sineas muda di Lampung dan daerah lain untuk berpartisipasi mengirimkan karya film pendek untuk dikompetisikan.

Festival Film Indie Lampung Undang Sineas Ikuti Kompetisi
Cuplikan adegan film Merah Putih. YOUTUBE

tirto.id - Panitia Festival Film Indie Lampung 2017 mengundang para peserta sineas muda di Lampung dan daerah lain untuk berpartisipasi mengirimkan karya film pendek untuk dikompetisikan. Pendaftaran peserta festival film indie ini dibuka sejak 1 Januari hingga 25 Maret 2017 mendatang.

"Silakan kirimkan karya terbaik film indie bagi para sineas muda di Lampung dan daerah lain di Indonesia," katan Nesa Nugraha, Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer and Film Club (UKM DCFC) Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya sebagai panitia Festival Film Indie Lampung (FFIL) 2017, di Bandarlampung, Sabtu, (28/1/2017)

Ia menerangkan berkaitan pelaksanaan FFIL 2017 itu, panitia telah menggelar roadshow Festival Film Indie Lampung 2017 ke beberapa sekolah di daerah Lampung sebagai rangkaian jelang puncak festival yang akan dilaksanakan April mendatang.

Roadshow diadakan denagn tujuan untuk memberikan referensi dan menyosialisasikan FFI Lampung 2017 kepada sineas-sineas Lampung.

Menurut Nesa, roadshow yang telah dilaksanakan di SMAN 1 Pringsewu pada akhir pekan lalu, dihadiri oleh para siswa yang berasal dari enam SMA/SMK di daerah Pringsewu, antara lain siswa dari SMA Negeri 2 Pringsewu, SMK Gadingrejo Pringsewu, SMA Negeri 1 Gadingrejo, SMA Yadika Pringsewu, SMA Muhammadiyah Pringsewu, dan SMA Negeri 1 Sukaharjo Pringsewu.

Kegiatan Roadshow FFI Lampung 2017 itu dibuka oleh Drs Supriyanto, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Pringsewu, didampingi Nesa Nugraha, Ketua Umum UKM DCFC. Pemateri dalam roadshow ini adalah Dede Safara Wijaya, sutradara yang juga Pengurus Dewan Kesenian Lampung.

Salah satu peserta dari SMA Negeri 1 Pringsewu, Tegar Fariz Novansyah mengaku setelah mengikuti roadshow UKM DCFC, termotivasi membuat film. Ia bersama teman-temannya juga tertarik untuk berkompetisi pada FFI Lampung 2017 yang digelar UKM DCFC tingkat nasional pada April mendatang.

Dalam Roadshow FFI Lampung 2017 itu, film yang ditayangkan adalah 8 film pendek, yaitu 1 film karya UKM DCFC yang berjudul "Progress", dan 7 film peserta Festival Film Indie Lampung 2016 yang diadakan oleh UKM DCFC yaitu "Andaliman", "Bubar Jalan", "Tunas", "Dijawab", "Mimilan Mintuna", "Nomophobia", dan "Makmum".

UKM DCFC juga menayangkan film dari SMAN 1 Pringsewu.

"Mudah-mudahan dengan diadakan Roadshow FFI Lampung 2017 ini dapat memberikan inspirasi serta motivasi kepada pelajar, agar dapat berkarya yang lebih baik lagi, dan dapat bersaing di kancah nasional," ujar Dede, yang juga merupakan seorang sutradara film berjudul "Sinjang Tapis".

Dede berpesan kepada para sineas bahwa ada banyak faktor yang menentukan film dapat dikatakan berkualitas. Tapi, menurutnya sutradara adalah orang pertama yang disebutkan bila film itu bagus atau tidak.

"Sutradara memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Meski begitu, sutradara jangan egois, ide cerita dan proses pembuatan film sebaiknya didiskusikan bersama seluruh tim. Sutradara juga sebaiknya mampu mengenali kemampuan dirinya sendiri, dan mengerti semua proses dalam pembuatan film," ujarnya lagi.

Baca juga artikel terkait INDIE LABEL atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Film
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh