Menuju konten utama

Fakta-Fakta Butet-Agus Noor Merasa Diintimidasi, Terkait Pemilu?

Fakta-fakta kasus Butet Kertaredjasa dan Agus Noor yang merasa diintimidasi polisi saat mengadakan pertunjukan seni di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Fakta-Fakta Butet-Agus Noor Merasa Diintimidasi, Terkait Pemilu?
Seniman Butet Kertaradjasa mejawab pertanyaan awak media saat jumpa pers pementasan teater berlakon 'Para Pensiunan' di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (5/12/2019). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.

tirto.id - Budayawan Butet Kertaredjasa dan Agus Noor membuat pengakuan mengejutkan terkait aktivitas seninya. Butet dan Agus Noor mengaku merasa diintimidasi oleh polisi saat menggelar pentas di Taman Ismail Marzuki baru-baru ini.

Pengakuan ini disampaikan Butet di atas panggung pertunjukan teater berjudul "Musuh Bebuyutan" yang digelar pada Jumat (1/12/2023). Ia menyebut bahwa sebelum pentas ia diminta untuk menandatangani surat pernyataan tertulis kepada polisi.

"(Surat berisi) bahwa saya harus berkomitmen tidak ada unsur politik di dalam pertunjukan," kata Butet dalam video yang diunggah di YouTube Kompas TV pada Selasa (5/12/2023).

Tidak hanya perizinan melalui surat, Butet mengaku juga didatangi polisi di area pertunjukan. Ia juga mengaku dipanggil oleh polisi yang hadir ke acara sesat sebelum tampil.

Hal senada juga disampaikan oleh penulis naskah pertunjukan Musuh Bebuyutan, Agus Noor. Melalui sebuah pernyataan, Agus menyebut bahwa tindakan polisi itu sebagai bentuk intimidasi.

“Bagi kami itu intimidasi,” kata Agus pada Senin (4/12/2023) seperti yang dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Butet menyayangkan tindakan polisi itu, karena pertunjukan Musuh Bebuyutan seharusnya bisa menjadi bentuk penghormatan para tokoh-tokoh seniman legendaris.

Pengakuan Butet ini lantas menuai respons dari banyak pihak. Banyak pengguna media sosial yang menyayangkan adanya tindakan intervensi kegiatan seni terkait politik.

Fakta-Fakta Butet-Agus Noor Merasa Diintimidasi

Kasus dugaan intimidasi Butet Kertaredjasa dan Agus Noor di pertunjukan seni menyita perhatian banyak pihak. Beberapa pihak menepis kabar ini, namun ada juga yang mengaitkan peristiwa ini dengan pemilihan umum (pemilu) 2024.

Berikut ini fakta-fakta kasus Butet dan Agus Noor yang merasa diintimidasi oleh polisi saat mengadakan pertunjukan seni:

1. Pertama kali dilarang bahas politik sejak Reformasi 1998

Butet mengaku peristiwa kali ini adalah pertama kalinya terjadi sejak Reformasi 1998. Ia mengaku tidak pernah diminta menandatangani surat perizinan yang melarang untuk membahas politik meskipun sudah puluhan kali menggelar pertunjukan.

"pertunjukan kali ini, setelah 41 kali 'Indonesia Kita' main baru kali ini saya harus membuat surat pernyataan tertulis pada polisi," kata dia di atas panggung.

2. Pentas yang digelar sebagai bentuk tribut

pertunjukan Musuh Bebuyutan yang digelar oleh Butet dan ditulis naskahnya oleh Agus Noor ini merupakan bentuk tribut kepada tokoh seniman. Butet mengklaim bahwa pentas ini digelar untuk menghormati kontribusi para tokoh tersebut kepada Indonesia.

"Padahal pertunjukan ini sebagai ikhtiar kami anak-anak muda untuk menghormati legenda-legenda di dalam kesenian kita," terang Butet.

Seniman-seniman yang dihormati berbeda-beda dalam setiap pertunjukan. Mereka yang dihormati punya pernah terikat politik maupun tidak terikat politik.

"Tahun nomor pertama tempo hari Mas Nano (Nano Riantiarno) kita hormati dengan lakon 'Julini Tidak Pernah Mati'. Yang kemarin menghormati Sawung Jabo," kata Butet.

"Pertunjukan kali ini 'Musuh Bebuyutan' adalah cara kami mengapresiasi memberikan kehormatan pada legenda musik Indonesia Koes Plus," lanjut dia.

3. Rekan sesama budayawan membenarkan adanya intimidasi

Dugaan intimidasi yang dilakukan polisi terhadap pertunjukan Butet dan Agus Noor ini dibenarkan oleh rekan sesama budayawan, Goenawan Mohamad.

Melalui sebuah unggahan di akun X (dulu Twitter) Goenawan menyebut bahwa tindakan intimidasi ini adalah upaya untuk menumbuhkan Orde Baru.

"Butet mentas. Ini pentas Indonesia Kita yg ke-41. Tapi kali ini luar biasa. Polisi datang dan minta Butet bikin statemen untuk tidak bicara politik. Sensor berlaku lagi. Orde Baru yang kejam sedang ditumbuhkan lagi?" katanya dalam akun @gm_gm Selasa (5/12/2023).

4. Pihak kepolisian membantah adanya intimidasi

Pihak kepolisian membantah adanya intimidasi kepada Butet dan Agus Noor di pentas Musuh Bebuyutan 5 Desember lalu. Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho masyarakat tidak perlu beranda-andai soal tuduhan tersebut.

“Jadi kita tidak usah berpresepsi, tidak usah berandai-andai, jangan katanya,” kata Nugroho.

Ia menegaskan bahwa status Polri tetap netral dari politik di tengah-tengah tahun Pemilu. Masih dikutip dari Antara, Sandi juga menantang pihak-pihak yang merasa dirugikan untuk melaporkan oknum yang dimaksud kepada kepolisian.

“Apabila ada oknum yang tidak sesuai ketentuan silakan dilaporkan,” pungkasnya.

5. Dugaan intimidasi dikaitkan dengan isu Pemilu 2024 oleh publik

Banyak pihak menduga bahwa kasus intimidasi di pertunjukan seni Butet dan Agus Noor ini berkaitan dengan Pemilu 2024. Hal ini menyusul pernyataan Butet soal substansi surat yang wajib ia tanda tangani agar mendapat izin tampil memuat poin-poin terkait pemilu.

Adapun poin-poin tersebut berupa menyebarkan bahan kampanye pemilu, menggunakan atribut partai politik, menggunakan atribut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, dan kegiatan politik lainnya.

Baca juga artikel terkait BUTET KERTAREDJASA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya