Menuju konten utama

Dampak COVID-19, Angka Kemiskinan Indonesia Melonjak 26,4 Juta

Badan Pusat Statistik mencatat angka kemiskinan per Maret 2020 mengalami kenaikan menjadi 26,42 juta orang.

Dampak COVID-19, Angka Kemiskinan Indonesia Melonjak 26,4 Juta
Warga beraktivitas di perkampungan nelayan di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta, Selasa (18/7). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan per Maret 2020 mengalami kenaikan menjadi 26,42 juta orang. Dengan posisi ini, persentase penduduk miskin per Maret 2020 juga ikut naik menjadi 9,78 persen.

Dibanding Maret 2019 peningkatannya mencapai 1,28 juta orang dari sebelumnya 25,14 juta orang. Persentase penduduk miskin juga naik 0,37 persen poin dari Maret 2019 yang hanya 9,41 persen.

“Karena COVID-19 jumlah penduduk miskin naik. Persentase penduduk miskin naik,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/7/2020).

Angka kemiskinan Maret 2020 juga meningkat 1,63 juta orang dari September 2019 yang mencapai 24,79 juta orang. Persentase Maret 2020 ini naik 0,56 persen poin dari September 2019 yang hanya mencapai 9,22 persen.

Perhitungan angka kemiskinan yang digunakan BPS pada Maret 2020 menggunakan garis kemiskinan Rp452.652 per kapita per bulan. Komposisi garis kemiskinan didominasi 73,86 persen dari kelompok makanan seperti beras sampai rokok kretek filter dan sisanya 26,14 persen bukan makanan seperti biaya perumahan, bensin, listrik sampai pendidikan.

Jika dibedah lebih lanjut, peningkatan tingkat kemiskinan terjadi di desa dan kota. Peningkatan tingkat kemiskinan di kota mencapai 1,12 persen poin dari September 2019 yang berkisar 6,56 persen menjadi 7,38 persen. Peningkatan di desa lebih landai dengan kisaran 0,22 persen dari 12,60 persen menjadi 12,82 persen.

Dilihat menurut provinsi, dampak COVID-19 yang baru terekam beberapa minggu dalam survei BPS Maret 2020 menunjukan hampir seluruh daerah mengalami kenaikan. Dari 34 provinsi, 22 diantaranya mengalami kenaikan tingkat kemiskinan.

“Seluruh provinsi di Jawa mengalami kenaikan kemiskinan. Tertinggi di DKI Jakarta peningkatannya 1,11 persen poin (3,42 persen menjadi 4,53 persen),” ucap Suhariyanto.

Sementara itu indikator lain juga mencatatkan pemburukan. Indeks kedalaman kemiskinan yang menggambarkan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengalami kenaikan dari 1,5 menjadi 1,61 poin.

Indeks keparahan kemiskinan yang mengukur ketimpangan pengeluaran antara penduduk miskin juga meningkat. Dari 0,36 poin menjadi 0,38 poin.

Baca juga artikel terkait ANGKA KEMISKINAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Reja Hidayat