tirto.id - Ketua Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengungkapkan angka COVID-19 di hampir seluruh wilayah Jawa Bali akan terus mengalami kenaikan.
Hal itu berdasarkan analisa data perkembangan COVID-19 di Indonesia selama satu pekan dari Senin (14/2/2022) hingga Minggu (20/2/2022).
"Kita melihat perkembangan COVID-19 itu selama satu pekan bukan harian, oleh karenanya meski kemarin sempat mengalami penurunan selama dua hari, namun apabila diakumulasi selama seminggu terus bertambah kasusnya," katanya saat dihubungi Tirto pada Senin (21/2/2022).
Meski hampir semua daerah di Jawa Bali diprediksi akan terus mengalami peningkatan, namun Miko juga menyampaikan bahwa di DKI Jakarta akan menunjukkan potensi penurunan jumlah kasus COVID-19.
"Kalau melihat kasus di Jakarta trennya lebih menunjukkan penurunan. Karena Jakarta sudah melewati masa puncaknya dari beberapa hari yang lalu," jelasnya.
Untuk daerah luar Jawa Bali, Miko juga memperkirakan akan terus ada lonjakan kasus terutama di wilayah bandara yang terhubung dengan Jakarta.
"Akan ada beberapa wilayah yang memiliki banyak penerbangan dengan Jakarta yang akan menghadapi lonjakan kasus, seperti di Aceh, Medan, Banjarmasin hingga Makassar," ujarnya.
Dirinya mengimbau untuk provinsi di luar Jakarta masih harus memperketat kebijakan dan memperkuat tracing untuk mencegah penularan COVID-19 semakin tersebar ke masyarakat.
"Untuk Jakarta yang sudah mulai menunjukkan penurunan bisa mulai mengevaluasi kebijakan dari sebelumnya," ungkapnya.
Melihat kasus tersebut, Miko memprediksi varian Omicron akan melandai pada akhir Februari atau awal Maret.
"Kalau kita melihat beberapa negara lain sudah mulai selesai dari puncak Omicron, kalau Indonesia masih berada pada fase puncak karena menjadi negara keempat dalam penularan COVID-19." jelasnya.
Secara terpisah, ahli virologi Universitas Udayana, I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyebut 97,8 persen varian COVID-19 di Indonesia adalah Omicron.
"Dari data yang diunggah oleh pemerintah Indonesia di database internasional, setidaknya ada 97.8 persen varian COVID-19 di Indonesia adalah Omicron," katanya.
Mahardika meminta kepada pemerintah terutama di wilayah kota besar, seperti Jakarta, Jawa Barat dan Banten yang memiliki angka transmisi lokal yang cukup tinggi untuk melakukan sejumlah tindakan preventif.
"Saya memantau tingkat penularan COVID-19 dari angka kapasitas tempat tidur di rumah sakit, dan saat ini ketiga provinsi seperti Jakarta, Jawa Barat dan Banten tingkat keterisiannya sudah mulai di atas 40 persen," ungkapnya.
Hingga saat ini kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 48.484 per Minggu (20/2/2022). Oleh karenanya total secara kumulatif COVID-19 sebanyak 5.197.505.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Restu Diantina Putri