tirto.id - Locarno Film Festival tahun 2020 berlangsung dari 5-15 Agustus 2020. Tahun ini, festival yang mengangkat tema For the Future of Films ini menayangkan film secara online.
Akan ada enam kategori dan tiga kompetisi untuk film-film yang tayang dalam festival tersebut.
Selain itu, ada enam film Indonesia yang turut andil dalam Locarno Film Festival 2020. Seluruh film Indonesia akan masuk penayangan dalam kategori Open Doors Screenings.
Kategori tersebut merupakan program yang fokus memutarkan film-film dari Asia Tenggara dan Mongolia dan kategori ini telah ada sejak 2019.
Festival Film Locarno telah menginjak tahun ke-73. Setiap Agustus, selama sebelas hari, festival akan diadakan di kota Locarno di Swiss, tepat di jantung Eropa.
Berikut daftar film Indonesia yang tayang di Festival Film Locarno 2020:
Atambua 39° Celsius
Sutradara: Riri Riza
Pemain: Gudino Soares, Petrus Beyleto, dan Putri Moruk.
Kisah ini berlatar waktu Timor Timur setelah referendum pada 1999. Ronaldo yang merupakan sopir bus dan Joao, putranya, tinggal di Atambua, Timor. Kala itu, mereka tinggal terpisah dari ibu Joao.
Joao tertarik pada Nikia, seorang gadis muda dari Kupang yang kembali ke Atambua setelah kematian kakeknya. Ronaldo kehilangan pekerjaannya dan ditangkap karena berkelahi di bar tepat saat Nikia kembali ke Kupang.
Dengan perasaan hancur, Joao mencari cara untuk mengeluarkan ayahnya dari penjara dan bergabung dengan Nikia.
Ketika Ronaldo kembali ke rumah, dia tidak lagi menemukan istrinya. Hanya ada rekaman suara lama tentang istrinya yang selalu Joao dengarkan.
Ronaldo tahu apabila dia telah kehilangan istrinya. Sedangkan di Kupang, Joao menghadapi kenyataan tragis tentang Nikia.
Kucumbu tubuh indahku
Sutradara: Garin Nugroho
Pemain: Muhammad Khan, Raditya Evandra, Rianto , Sujiwo Tejo, Randy Pangalila, Endah Laras, Windarti, dan Teuku Rifnu Wikana.
Juno masih kecil saat ditinggal ayahnya. Dia tinggal di sebuah dusun di Jawa. Sendirian, Juno bergabung dengan pusat tari Lengger, tarian perempuan yang mainkan oleh laki-laki.
Sensualitas dan seksualitas tarian dan raga bercampur dengan kekerasan latar belakang sosial politik Indonesia kala itu. Juno harus berpindah dari desa ke desa untuk mendapatkan keamanan.
Meskipun dalam perjalanannya Juno mendapat perhatian dan kasih sayang dari berbagai orang, dia tetap harus menghadapi medan perang transformasi tubuhnya.
On Friday Noon
Sutradara: Luhki Herwanayogi
Pemain: Satriyo Hanindhito
Wina, seorang pengamen yang beragama Islam dan transgender, suatu hari dijemput oleh polisi. Mereka membawa Wina ke tengah area yang tidak dia kenal.
Dalam perjalanan, dia menyadari bahwa hari itu merupakan hari Jumat. Dia harus menunaikan salat Jumat. Wina akhirnya memutuskan untuk kabur dari polisi saat mobilnya berhenti. Dia ingin mencari masjid.
Sayangnya, dia justru tersesat di tempat asing. Wina menemukan masalah dan diskriminasi dari orang-orang sepanjang perjalanan mencari tujuannya.
Kado
Sutradara: Aditya Ahmad
Pemain: Isfira Febiana dan Anita Aqshary Thamrin.
Isfi selalu memakai celana nyamannya saat bersama teman-teman pria. Namun dia harus memakai hijab agar bisa diterima di rumah Nita. Dua hari sebelum ulang tahun Nita, Isfi ingin menyiapkan kado terbaik di kamar Nita.
Tak Ada yang Gila di Kota Ini
Sutradara: Wregas Bhanuteja
Pemain: Oka Antara, Sekar Sari, Jamaluddin Latif, Rere Rully Ismada, Gabriel Gradi, Pritt Timothy, Ibnu Widodo, dan Kedung Dharma Romansha.
Pada sebuah musim liburan, bos hotel besar memerintahkan Marwan dan timnya. Mereka harus mengeluarkan orang-orang yang terkena penyakit jiwa dari jalan-jalan kota dan membawa mereka ke hutan.
Hal itu agar orang dengan penyakit jiwa tidak mengganggu para wisatawan. Ketimbang membiarkan mereka mati di hutan, Marwan punya rencana lain.
What They Don't Talk About When They Talk About Love
Sutradara: Mouly Surya
Pemain: Karina Salim, Ayushita Nugraha, Nicholas Saputra, Anggun Priambodo, dan Lupita Jennifer.
Fitri, seorang tuna netra berusia dua puluh tahun tinggal di sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Dia jatuh cinta dengan dokter hantu, yang ternyata adalah seorang pria tuli bernama Edo.
Jika Fitri bisa melihat dan Edo bisa mendengar, apakah cinta mereka akan tetap bertahan?
Diana, teman sekelas Fitri yang menderita miopia parah, jatuh cinta pada Andhika, siswi baru yang kehilangan penglihatannya karena kecelakaan.
Diana mengira mereka sedang jatuh cinta. Sayangnya, ada dugaan bahwa Andhika masih terikat dengan Gadis, perempuan cantik yang merupakan mantan pacarnya.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Nur Hidayah Perwitasari