Menuju konten utama

Empat Korban Luka akibat Serangan di Universitas Australia

Seorang siswa pria ditangkap menyusul serangan yang mengakibatkan empat orang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Belum ada indikasi motif serangan tersebut.

Empat Korban Luka akibat Serangan di Universitas Australia
Siswa yang cedera dirawat di Australian National University di Canberra. FOTO/AP

tirto.id - Empat orang terluka setelah seorang mahasiswa menyerang seorang dosen wanita dengan tongkat baseball di Australian National University, demikian polisi mengungkapkan.

Pelajar laki-laki itu dilaporkan menyerang sebuah kelas di daerah Copland sekitar pukul 09.15 waktu setempat. Polisi kemudian dipanggil ke kampus Australian National University di Canberra pada Jumat (25/8/2017) pagi ini.

Mahasiswa kulit putih berusia 18 tahun itu diduga berdiri dari kursinya saat berada di kelas dan mendekati dosen dengan memegang tongkat pemukul baseball.

Polisi menuturkan, mahasiswa lain berusaha mengintervensi dan melerainya. Dosen dan tiga mahasiswa tersebut cedera dalam serangan tersebut. Pihak keamanan kampus kemudian datang dan membekuk siswa penyerang itu sampai polisi tiba.

Inspektur Detektif Ben Cartwright belum bisa menarik kesimpulan bahwa serangan yang bergolak dari pria muda itu bermotif rasial. Namun, Cartwright memuji keberanian mahasiswa yang melerai.

"Keberanian yang luar biasa atas nama mereka. Saya mempercayai ada salah satu mahasiswa benar-benar telah mengambil tongkat bisbol dari mahasiswa (yang menyerang) ... dan melarikan diri dengan (tongkat) itu, kemudian memberikannya kepada polisi," kata Cartwright seperti dikutip dari The Guardian.

Mahasiswa penyerang tersebut tidak dikenal polisi atau badan intelijen namun mengatakan masih terlalu dini untuk menentukan motivasinya. Tidak ada slogan atau kemarahan berbalut agama dalam bahasa asing selama serangan tersebut, kata seorang perwira.

Polisi wilayah ibu kota Australia mengatakan bahwa mereka belum memutuskan apapun menyangkut motif penyerang.

Tiga wanita dan satu orang terluka dalam serangan tersebut, kata polisi. Luka mereka tidak mengancam jiwa tapi mereka dibawa ke rumah sakit.

"Luka mereka tampaknya akibat defensif. Kami diberitahu beberapa diantaranya mengalami tulang patah, termasuk bagian lengan, tapi saya belum tahu siapa yang terkena luka-luka itu," kata Cartwright.

"Tapi saya dapat memberitahu Anda dari informasi yang datang dari rumah sakit Canberra bahwa luka mereka tidak mengancam nyawa, meskipun serius," ungkapnya.

Pria itu ditahan di sebuah kantor polisi di Civic, distrik tengah Canberra, namun belum diringkus hingga pukul 13:00 waktu setempat. Petugas mengatakan bahwa tidak ada ancaman keamanan publik yang terus berlanjut.

Wakil Rektor Australia National University, Marnie Hughes-Warrington, menggambarkan serangan tersebut "terisolasi dan acak."

"Hal kedua yang ingin saya lakukan adalah mengakui keberanian yang luar biasa dari siswa dan staf kami selama kejadian ini," kata Hughes-Warrington. "Ini adalah insiden yang sangat tidak biasa di Canberra. Kita saling mengenal satu sama lain, kita saling peduli satu sama lain, dan prioritas tertinggi kita adalah menjaga satu sama lain."

Saksi lain mengatakan kepada ABC bahwa dia berada di dalam kelas pada saat itu dan bahwa seseorang berdiri tiba-tiba dan menyerang orang-orang dengan tongkat pemukul.

"Seorang pria yang sangat berani, dia membantu kami menghentikan apa yang dia lakukan, tapi mereka ada di pintu sehingga kami tidak bisa keluar dari sana saat itu," katanya menuturkan.

Salah seorang saksi mengatakan bahwa dia telah menghubungi polisi dan akhirnya bisa lolos dari kelas.

"Sementara saya berlari dan berteriak, 'Tolong, kami butuh bantuan', lalu kami berlari dan banyak orang datang, dan polisi datang," tuturnya.

Australia National University mengeluarkan sebuah pernyataan singkat pada Jumat pagi: "Prioritas pertama universitas adalah kesejahteraan staf dan siswa kami. Layanan konseling diberikan kepada semua pihak yang terkena dampak.”

"Polisi ACT dipanggil dan hadir di tempat, di mana satu orang ditahan. Tidak ada ancaman keamanan publik yang terus berlanjut," tambah pernyataan itu.

Baca juga artikel terkait PEMUKULAN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari