tirto.id - Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diprediksi akan menurunkan suku bunga acuannya. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah memperkirakan kepastian penurunan suku bunga The Fed bisa menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah.
“Yang menjadi pemicu melemahnya nilai tukar rupiah adalah belum diambilnya kebijakan suku bunga The Fed. Tapi katanya direncanakan besok Rabu,” kata Piter dalam konferensi pers di Hongkong Café, Gondangdia, Jakarta pada Selasa (30/7/2019).
Piter meyakini The Fed akan merespons berbagai kebijakan suku bunga di negara-negara dunia yang sudah Dovish. Hal ini dilakukan sejumlah negara guna merespons perekonomian dunia yang melambat.
Oleh karena itu, Piter meyakini The Fed tidak akan menaikan suku bunga. Sebab kenaikan suku bunga The Fed bisa memperburuk ekonomi global.
“The Fed juga merespons perlambatan ekonomi global. Kalau The Fed naikin suku bunga dia akan memperburuk ekonomi global maka seharusnya dia menurunkan,” ucap Piter.
Selain itu, kata Piter, ada faktor lain yang memperkuat kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga acuannya.
Hal itu adalah pertumbuhan ekonomi AS yang melampaui target dari 2,2-2,5 persen menjadi 3,2 persen. Sementara tingkat inflasi AS cenderung tertahan di angka 2 persen. Padahal, menurut Piter, saat pertumbuhan ekonomi meningkat biasanya inflasi juga akan mengikuti.
“Para analis yakin The Fed akan menurunkan suku bunga. Pertanyaannya, apakah [diumumkan] bulan ini atau bulan depan. Mayoritas bilang akhir bulan ini karena diprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga hingga 3 kali pada 2019," ujar Piter.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom