tirto.id - Kerusuhan di Paris, Perancis saat ini masih saja terjadi. Hal tersebut membuat tidak aman khususnya pada sektor ekonomi yang mempengaruhi Indonesia maupun negara lainnya.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kerusuhan di Prancis jelas memperburuk prospek ekspor ke negara di Eropa.
"Setelah dilanda krisis energi dan inflasi pangan yang tinggi, pemulihan paska pandemi di prancis harus tertahan oleh kerusuhan dan instabilitas politik," ucap Bhima saat dihubungi Tirto, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Menurut Bhima, pasar Eropa sendiri sebelum pandemi berkontribusi sebesar 9,2% dari total ekspor non migas Indonesia. Jika kerusuhan ini masih tetap berlanjut, akan ada banyak eksportir yang akan mengalihkan produknya ke negara diluar Eropa.
"Perlu dicermati juga imbas kerusuhan dan terganggu nya produksi bahan baku dan barang jadi dari di Prancis berpengaruh pada segelintir industri dan jasa di indonesia," jelas Bhima.
Selain itu, menurut Bhima hal ini tidak hanya berpengaruh saja terhadap sektor ekonomi, tetapi sumber Wisatawan Mancanegara (Wisman) dari Perancis ke Indonesia akan melambat, meski ada pelonggaran mobilitas.
"Ujungnya akan mempengaruhi target kunjungan wisman dan devisa pariwisata," pungkasnya.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang