tirto.id - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte meyakini bahwa jaringan teroris internasional, ISIS, telah memasuki Filipina dan memiliki
hubungan dengan kelompok Maute, yang telah menduduki bagian kota Lanao del Sur pada Sabtu pekan lalu.
"Komunitas intelijen memberitahu saya bahwa ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) telah ... terhubung dengan kelompok di Filipina yang disebut Maute. Sekarang kita melancarkan perang sekarang di Lanao, "kata Duterte, sebagaimana dikutip Philstar, Senin (28/11/2016).
Atas dasar keyakinan tersebut Duterte telah menggerakkan pasukan keamanan Filipina untuk melancarkan serangan ke kelompok Maute di kota Butig yang memaksa ribuan orang mengungsi.
Menurut laporan, kelompok Maute--juga disebut Daklah Islamiyah--mengangkat bendera hitam ISIS di sebuah bangunan dekat balai kota dan beberapa rumah.
Militer Filipina pada Senin lalu melaporkan bahwa bendera telah diturunkan dan tentara mengibarkan kembali bendera Filipina setelah pasukan pemerintah berhasil merebut kembali daerah tersebut.
Setelah serangan militer itu, Duterte berencana mengunjungi ibukota Lanao del Sur dari Marawi tetapi tidak mengatakan kapan persisnya. Sebuah sumber mengatakan, Duterte akan mengunjungi Lanao del Sur untuk menunjukkan dukungannya kepada pasukan yang memerangi teroris Maute.
Kelompok Maute diketahui telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS. Kelompok ini dipimpin oleh Omar dan Abdullah Maute dan terdiri dari mantan pejuang Front Pembebasan Islam Moro.
Sekitar 200 anggota kelompok teroris lokal menduduki bagian kota butig Sabtu lalu, mendorong angkatan bersenjata untuk memulai operasi keamanan.
Setidaknya 19 anggota Maute kelompok tewas dan lima lainnya luka-luka dalam bentrokan terakhir dengan pasukan pemerintah, menurut pejabat militer.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH