Menuju konten utama

Duduk Perkara Kabar eks Jubir HTI Jadi Pembicara di Masjid UGM

UGM akan mengganti pembicara Ramadan di Kampus (RDK) yang dianggap meresahkan.

Duduk Perkara Kabar eks Jubir HTI Jadi Pembicara di Masjid UGM
Prof. Panut Mulyono. FOTO/ugm.ac.id

tirto.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta belakangan ini jadi sorotan setelah beredar screenshot jadwal penceramah Ramadan di Masjid UGM. Dalam tangkapan layar yang beredar, tertulis nama eks juru bicara HTI, Ismail Yusanto jadi salah satu pembicara dalam acara bertajuk Ramadan di Kampus (RDK) tersebut.

Menanggapi hal ini, Rektor UGM Panut Mulyono di Yogyakarta, Jumat (16/5/2018) menyatakan akan mengganti pembicara RDK yang dianggap meresahkan masyarakat.

Namun ia mengaku tak tahu detail soal pembicara yang akan diundang untuk mengisi kegiatan itu, meski sebelumnya sudah ada pertemuan antara takmir masjid dan Jamaah Shalahuddin (JS) selaku penyelenggara kegiatan.

"Pak Wakil Rektor Bidang Pendidikan Pengajaran dan Kemahasiswaan telah berkomunikasi dengan takmir dan mahasiswa tetapi ini saya dan Pak Wakil Rektor tidak tahu detailnya sehingga keluar nama-nama seperti yang beredar. Di situ sebetulnya akar persoalannya," ujar Panut.

Padahal, Panut mengklaim dalam setiap rapat dengan takmir dan JS ia selalu menyampaikan agar memilih pembicara yang menyejukkan dan nasionalis agar masjid kampus jadi tempat syiar, tempat menuntut ilmu keagamaan dan tempat beramal.

Panut pun menegaskan nama-nama penceramah yang menimbulkan kontroversi itu akan diganti. Namun, ia tak merinci siapa yang akan diganti, jadi pengganti, dan berapa jumlahnya.

"Terkait dengan jumlah yang akan diganti tidak hanya satu orang, lebih dari satu orang," ujarnya. Ia menambahkan, yang akan diganti adalah yang "berafiliasi dengan organisasi terlarang".

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan Djagal Wiseso menyatakan pihak kampus sudah memberikan kisi-kisi soal pembicara yang boleh dan tidak boleh diundang dalam kegiatan tahunan itu.

Sebelum kegiatan berlangsung, takmir masjid dan JS sudah menyiapkan proposal dan didiskusikan dengan pihak universitas. RDK diberi kriteria pembicara yang boleh diundang, yaitu yang bersifat menyejukkan dan tidak menyebar kegaduhan serta kebencian.

"Asumsinya teman-teman takmir sudah koordinasi dengan BPM [Badan Pengelola Masjid] sehingga semua bisa clear dan sampailah pada daftar final yang beredar di medsos [media sosial], oleh karena itu ke depan ada perbaikan mekanisme sehingga tidak menimbulkan polemik di masyarakat," ujar Djagal.

Setelah kejadian ini, Rektor UGM Panut Mulyono memastikan akan membuat peraturan untuk mengetatkan kriteria pembicara atau penceramah RDK. Menurut Panut, pedoman itu akan secara khusus mengatur kegiatan di masjid beserta penceramahnya.

Jamaah Shalahuddin Klaim Ismail Yusanto Belum Resmi Pembicara

Ketua Jamaah Shalahuddin, Kiki Dwi Setiabudi menyatakan nama Ismail Yusanto belum pasti akan menjadi pembicara dalam RDK. Ia pun mengklaim, poster dan tangkapan layar yang beredar di media sosial adalah bukan dari panitia resmi RDK.

"Pembicara yang mungkin sudah keluar itu ada tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Kami tidak tahu siapa yang menyebar itu masih digodok dalam lingkup kami," ujar Kiki usai pertemuan dengan Rektor UGM.

Soal nama eks jubir HTI yang tercantum, Kiki mengaku hal memang sudah dibicarakan internal, namun pihaknya belum mengirim surat resmi ke Ismail untuk jadi pembicara.

"Ismail belum di follow up lagi. Rencana nama pasti ada, tapi suratnya masuk ke beliau belum ada. Jadi belum belum fix," pungkasnya.

Kiki tak menampik bahwa timnya secara sengaja mengundang Ismail, yang notabene pernah berkecimpung dalam organisasi yang sudah resmi dilarang di Indonesia. Namun ia berdalih, Ismail diundang karena latar belakangnya sebagai ilmuwan, bukan karena jejaknya sebagai juru bicara HTI.

"Karena itu kan bukan lagi HTI, beliau adalah salah satu ketua RDK, kami undang sebagai keilmuwan. Kami hadirkan tokoh-tokoh keilmuwan, beliau itu insinyur," kata Kiki.

Ia pun memastikan, panitia sudah membuat terms of reference (TOR) agar pembicara tidak berceramah soal hal-hal yang melenceng dari keilmuwan. "Tema kami tentang itu, tidak ada sama sekali misalnya Islam seperti apa, tidak ada."

Ismial Yusanto dijadwalkan akan menjadi pembicara dalam sesi "Samudra" atau kepanjangan dari Safari di Bulan Ramadan, kajian yang dilakukan selepas buka bersama.

Baca juga artikel terkait GUGATAN HTI atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra