tirto.id - Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwigno, melaporkan masih banyak wilayah di Indonesia yang belum menerima secara penuh penyaluran bantuan pangan dan penanganan stunting.
Bahkan, dalam laporan disebutkan terdapat dua provinsi di wilayah Papua yang masih 0 persen alis nihil penyaluran bantuan beras selama Desember 2023.
“Terdapat dua provinsi yang masih 0 persen penyaluran bantuan pangan beras bulan Desember, di antaranya Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Selatan,” tulis dalam laporan yang dipresentasikan, Rabu (27/12/2023).
Sementara itu, provinsi yang masih tingkat distribusinya masih di bawah 90 persen di antaranya Sumatera Barat, Gorontalo, Papua Barat Daya, Bali, Papua, Nusa Tenggara Timur, Papua Tengah.
Sebagai informasi, penyaluran cadangan pangan pemerintah untuk bantuan pangan tahap kedua komoditas beras diberikan kepada 21.237.277 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama tiga bulan.
“Bantuan pangan beras diberikan untuk masing-masing 10 kg per KPM melalui Perum Bulog dan sampai 26 Desember 2023 sudah tersalurkan bantuan beras 97.92 persen,” kata Nyoto.
“Alokasi kedua bulan Desember 2023 penyaluran JPP bantuan pangan kedua komoditas daging dan telur disalurkan kepada 1.446.089 KRS selama tiga bulan di tujuh provinsi stunting,” tambah dia.
Nyoto menuturkan bantuan yang diberikan mencakup daging ayam 1 kg, telur ayam 1 pack atau 10 butir. Penyaluran yang dilakukan melalui ID FOOD sampai 26 Desember sudah 100 persen.
Diwartakan sebelumnya, Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita mengatakan, untuk tahap II, pemerintah telah memperpanjang penyaluran bantuan pangan beras hingga akhir Desember 2023. Pada tahun depan, pemerintah kembali menugaskan Bulog untuk menyalurkan beras bantuan mulai Maret hingga Juni 2024.
“Penugasan ini sama Presiden kemarin sudah ditambah lagi hingga Juni 2024 sampai harga beras bisa turun,” ujar Febby dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).
Febby optimistis bahwa bantuan pangan tersebut dapat mengurangi beban pengeluaran KPM dalam membeli komoditas pangan. Dengan demikian, uang yang digunakan untuk membeli beras dapat dialokasikan untuk memenuhi keperluan lain.
Bantuan pangan beras dan penanganan stunting merupakan jenis subsidi yang masuk dalam anggaran Perlindungan Sosial (Perlinsos).
Secara umum, anggaran Perlinsos dialokasikan untuk Program Keluarga Harapan, bansos sembako, permakanan bagi lansia dan penyandang disabilitas, serta pelaksanaan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) untuk anak, lansia, penyandang disabilitas, kelompok rentan, dan yatim piatu.
Pemerintah memberikan anggaran Perlinsos melalui belanja non kementerian/lembaga sebesar Rp496,8 triliun dari APBN 2024 terbagi untuk beberapa kementerian dan lembaga.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Dwi Ayuningtyas