tirto.id - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rahmad Handoyo meminta pemerintah menyiapkan vaksin dan obat-obatan untuk mengantisipasi penularan cacar monyet di Indonesia.
“Vaksin masih menjadi senjata utama dalam mencegah masuknya penyakit cacar monyet ke Indonesia. Apalagi kan tingkat efikasi vaksinasi mencapai 85 persen mampu menghalau penyakit cacar monyet, meski tidak digunakan secara meluas namun ketersediaan di peruntukan untuk orang-orang yang membutuhkan,” kata Rahmad melalui keterangan tertulis, Kamis (11/8/2022).
Sebagai langkah antisipasi, legislator dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mendorong kesiapan rumah sakit (RS) termasuk ketersediaan obat-obatan untuk penanganan cacar monyet.
“Kita sudah punya pengalaman buruk ketika COVID-19 mengganas beberapa waktu lalu, rumah sakit tak mampu melayani pasien. Sempat juga terjadi kelangkaan obat-obatan. Hal seperti itu jangan sampai terulang,” kata dia.
Menurut Rahmad, pemerintah juga perlu mengedukasi masyarakat terkait cacar monyet. Mulai dari cara penularan hingga gejala saat terinfeksi cacar monyet.
Selain itu, Rahmad mendorong pemerintah menyiapkan tenaga kesehatan hingga meningkatkan kemampuan laboratorium dalam mendeteksi cacar monyet. Pemerintah juga perlu mengintensifkan surveilans epidemiologi terhadap pasien suspek cacar monyet.
“Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan bisa melakukan tracing (penelusuran kontak erat) ketat dan isolasi bagi suspek cacar monyet agar tidak menyebar dan bisa cepat ditangani,” kata dia.
Dilansir dari kantor berita Reuters pada Rabu (10/8/2022), lebih dari 80 negara non endemik telah melaporkan kasus cacar monyet. Kasus konfirmasi cacar monyet di dunia saat ini lebih dari 31.400 pasien.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memastikan belum ada kasus konfirmasi positif cacar monyet di Indonesia. Kemenkes telah memeriksa 17 pasien suspek (diduga) cacar monyet dan hasilnya semua negatif.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan