tirto.id - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengusulkan penambahan 20 bus Transjabodetabek untuk mendukung penerapan sistem ganjil-genap di gerbang tol Bekasi Timur dan Bekasi Barat.
Menurutnya, jumlah armada bus dari Bekasi ke wilayah Jakarta perlu ditambah agar kebijakan tersebut dapat mendorong pengguna kendaraan pribadi berpindah ke angkutan umum massal.
"Kami lagi ajukan penambahan dan berharap dengan adanya penerapan kebijakan ini, mudah-mudahan bisa diterima pengadaan bus tambahan," ungkapnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2018).
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) rencananya akan memberlakukan sistem ganjil-genap pada 12 Maret mendatang.
Selain gerbang tol Bekasi Barat dan Timur, Pemerintah melalui Keputusan Menteri Perhubungan juga akan memberlakukan paket kebijakan untuk mengurangi kepadatan di Tol Jakarta-Cikampek akibat sejumlah proyek infrastruktur.
Paket kebijakan itu mencakup semua golongan kendaraan pengguna jalan, termasuk pengaturan jam operasional angkutan barang.
Andri menuturkan, instansinya telah berkoordinasi dengan BPTJ untuk mengatur pelaksanaan prioritas jam Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU).
Sementara soal Armada bus Transjabodetabek, saat ini baru 10 unit yang melayani warga dari Bekasi Timur dan 10 unit di Bekasi Barat. "Bus beroperasi setiap hari dari pukul 05.00 WIB sampai 21.00 WIB," katanya.
Masih sedikitnya jumlah armada bus ke arah Jakarta juga jadi perhatian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, jumlah angkutan yang disediakan BPTJ seperti bus premium rute Bekasi-Plaza Senayan tak akan efektif mendorong perpindahan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum. Hal ini bisa berimbas pada semakin macetnya jalan non-tol dari Bekasi ke Jakarta.
Lantaran hal itulah, YLKI menyarankan Kementerian Perhubungan mengkaji penerapan kebijakan tersebut secara mendalam, serta mencari alternatif yang tepat agar dampak kerugian bisa diminimalisir.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora