Menuju konten utama

Disentri pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Berikut adalah gejala, penyebab dan cara mengobati disentri pada anak-anak. 

Disentri pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Anak. foto/istockphoto

tirto.id - Disentri adalah peradangan usus, terutama usus besar, akibat infeksi atau bakteri. Biasanya, seperti diwartakan medicalnewstoday diare parah bisa disertai dengan darah. Dalam beberapa kasus, lendir dapat ditemukan di feses. Kondisi ini biasanya berlangsung selama 3 hingga 7 hari.

Disentri disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba. Infeksi bakteri berasal dari Shigella, Campylobacter, Salmonella, atau E. coli enterohemorrhagic. Jenis ini merupakan kasus disentri yang banyak terjadi.

Setiap tahun di seluruh dunia, terdapat 120 juta hingga 165 juta kasus infeksi Shigella, dengan 1 juta kasus fatal. Lebih dari 60 persen korban adalah anak-anak di bawah 5 tahun di negara-negara berkembang.

Selain itu, penyebab disentri lainnya yaitu amuba, juga dikenal sebagai amebiasis. Biasanya ditemukan di daerah tropis yang memiliki kondisi sanitasi yang buruk.

Gejala lain disentri:

  • Kram perut atau nyeri.
  • Mual hingga muntah.
  • Demam 38 ° C atau lebih tinggi.
  • Dehidrasi, yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Pengobatan:

  1. Jika anak memiliki gejala disentri, segera temui dokter. Jika tidak diobati, disentri dapat menyebabkan dehidrasi parah hingga menyebabkan kematian, demikian diwartakan Healthline.
  2. Disentri bacillary ringan, adalah jenis yang biasa ditemukan di negara-negara maju dengan sanitasi yang baik, biasanya akan hilang tanpa perawatan. Namun, pasien harus minum banyak cairan, bila diperlukan harus mengonsumsi antibiotik.
  3. Dokter akan meninjau gejala dan riwayat perjalanan. Setiap perjalanan ke luar negeri harus dicatat. Informasi ini dapat membantu dokter mempersempit kemungkinan penyebab gejala Anda.
  4. Jika tidak memiliki gejala disentri lain, dokter akan meminta pasien melakukan pengujian diagnostik untuk menentukan bakteri yang ada di tubuh. Ini termasuk tes darah dan tes laboratorium sampel feses. Hal itu dilakukan untuk mengetahui langkah pengobatan yang tepat. Hasil laboratorium akan mengungkapkan pasien disentri mengalami infeksi oleh infeksi bakteri atau amuba.
  5. Pasien dengan diare atau muntah harus minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Jika tidak dapat minum, atau diare dan muntah banyak, penggantian cairan intravena (IV) mungkin diperlukan. Pasien akan terus dipantau.
  6. Obat amoebicidal digunakan untuk mengobati Entamoeba histolyca. Ini akan memastikan bahwa amoeba tidak bertahan hidup di dalam tubuh setelah gejala telah teratasi.
  7. Flagyl, atau metronidazole, sering digunakan untuk mengobati disentri. Fungsinya membunuh bakteri dan parasit dalam tubuh.
  8. Jika hasil lab tidak jelas, pasien dapat diberikan kombinasi obat antibiotik dan amoebicidal, tergantung pada seberapa parah gejalanya.

Pencegahan:

  1. Untuk mengurangi risiko infeksi, harus mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama sebelum dan sesudah menggunakan toilet dan menyiapkan makanan. Ini dapat mengurangi frekuensi infeksi Shigella dan jenis diare lainnya hingga 35 persen.
  2. Saat bepergian, disarankan hanya minum air dari sumber yang telah terpercaya, seperti air kemasan.
  3. Bersihkan tutup botol atau kaleng minuman terlebih dahulu.
  4. Pastikan makanan dimasak secara menyeluruh hingga matang.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Desika Pemita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Desika Pemita
Penulis: Desika Pemita
Editor: Alexander Haryanto