tirto.id - Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat kelompok menengah di Indonesia enggan menggunakan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang ada di Puskesmas maupun klinik. Ghufron menyebut masyarakat kelas menengah lebih banyak yang berminat langsung menemui dokter spesialis saat melakukan pengobatan.
Dia membandingkan dengan negara maju lainnya seperti Australia dan Inggris yang warganya lebih mengutamakan pelayanan FKTP saat berobat.
"Di Inggris selalu FKTP, di Australia juga begitu, tapi di Indonesia ini terutama yang [kelas] menengah ke atas tuh ngga percaya sama FKTP. Maunya langsung ke [dokter] spesialis di rumah sakit," kata Ghufron dalam rapat kerja bersama Komisi IX di Gedung DPR RI, Rabu (13/11/2024).
Dia mengeklaim bahwa BPJS telah mengalami peningkatan pelayanan selama empat tahun terakhir. Dia menuturkan, empat tahun lalu banyak fasilitas kesehatan yang enggan bekerja sama dengan BPJS karena hanya berorientasi pada profit.
Namun saat ini yang terjadi justru sebaliknya, Ghufron menyebut ada banyak fasilitas kesehatan yang mengantre demi bekerja sama dengan BPJS.
Salah satu upaya agar pelayanan BPJS diperbaiki adalah dengan percepatan pembayaran premi asuransi ke rumah sakit. Ghufron bahkan menjamin BPJS dapat memberikan uang muka kepada fasilitas kesehatan sebelum pelayanan kepada pasien diberikan.
"Kalau di swasta pembayaran itu umumnya setelah transaksi 2 bulan 3 bulan, BPJS nggak pernah lebih dari 2 minggu, bahkan sekarang diberikan uang muka kepada rumah sakit, maka rumah sakit berbondong-bondong kerja sama dengan BPJS," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Irfan Teguh Pribadi