tirto.id - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Provinsi DKI Jakarta akan mengerahkan ratusan personelnya untuk berpatroli di beberapa titik rawan kebakaran di Jakarta selama libur hari raya Idul Fitri 2017.
Kepala Dinas Damkar Subejo mengatakan patroli tersebut dilakukan untuk mempermudah pemadaman jika terjadi kebakaran di rumah-rumah yang ditinggal mudik oleh penghuninya.
"Petugas kami sudah turun ke bawah. Koordinasi sama aparat setempat, mau adakan siskamling bersama. Biasanya nanti sudah otomatis sama kelurahan jadi nanti diatur sama mereka begitu. Sekali-sekali patroli gitu kan dengan unit kecil terutama untuk daerah rawan seperti Tambora," ungkap Subejo saat dihubungi Tirto, Jumat (9/6/2017).
Sebagai langkah pencegahan, pihaknya juga telah memberikan imbauan tertulis kepada warga sebelum meninggalkan rumah untuk mudik. Imbauan tersebut antara lain mencabut semua steker dari colokan listrik, memeriksa kembali kompor gas dan mencabut regulatornya, serta melaporkan perjalanan mudik kepada RT setempat.
"Kita beri imbauan. Selebarannya sudah kita sebarkan ke masyarakat-lah. Terutama daerah rawan yang nanti ditinggal pulang kampung," katanya menjelaskan.
Selain dua hal di atas, Subejo mengatakan tak ada penanganan khusus untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Sekitar 3000 personel lapangan akan tetap bekerja pada hari tersebut sesuai jadwal piket yang berlaku. Sebab, ia menambahkan, pemadam kebakaran adalah profesi yang tidak mengenal hari libur.
"Kalau yang operasional itu enggak cuti. Kalau lebaran ini ditunda dulu. Yang mau cuti nanti setelah lebaran. Semua masuk seperti biasa. Ada piketnya. Mereka enggak kenal sama Lebaran, Natal. Setiap hari udah begitu, kecuali yang staf. Kalau staf, ada, tetap," paparnya.
"Kalau kami sih udah siap siaga terus setiap hari karena memang begitu tugasnya. Cuma karena pas Lebaran nanti banyak yang pulang," kata Subejo mengimbuhkan.
Subejo menjelaskan tahun 2016 lalu, jumlah kebakaran di Jakarta mencapai 1.139 kasus, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1.582 kasus.
Dari 1.139 kasus, kata dia, penyebab kebakaran terbanyak adalah korslet listrik, yakni 836 kasus. Total kerugian materiel yang harus ditanggung 3.618 Kepala Keluarga tersebut mencapai Rp212 miliar.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari