Menuju konten utama

Dikaitkan dengan Saracen, Eggi Sudjana: "Saya Difitnah"

Eggi mengaku tidak mengenal Jasriadi, terduga pemimpin kelompok Saracen.

Dikaitkan dengan Saracen, Eggi Sudjana:
Eggi Sudjana. FOTO/Antaranews

tirto.id - Intonasi suara Eggi Sudjana meninggi saat dikonfirmasi Tirto tentang kabar yang mengaitkan dirinya dengan penyedia jasa kebencian bernama Saracen. Ia merasa kabar itu merugikannya. “Saya membantah keras. Saya tidak ikut dalam Saracen,” kata Eggi kepada Tirto, Kamis (24/8).

Karena dikaitkan dengan Saracen—ia mengaku membaca dari media massa—polisi akan memeriksanya. Jika pemeriksaan itu benar dilakukan, Eggi menilai polisi tidak bertindak profesional. Menurut Eggi, polisi tidak bisa sembarangan memanggil dan memeriksa dirinya sebelum melakukan penyelidikan mendalam. Informasi ihwal keterlibatannya menurut Eggi bersifat sumir lantaran portal berita milik Saracen yakni Saracennews sama sekali tidak memuat namanya dalam struktur redaksi.

“Kok saya liat di berita mau [polisi] mau manggil-manggil. Apa kewenangannya? Selidiki dulu dong. Saya bagian yang difitnah. Dicatut,” kata Eggi dengan nada tinggi.

Spekulasi ihwal keterkaitan Eggi dan Saracen muncul setelah nama Eggi tercantum sebagai bagian dari struktur pengurus kelompok Saracen pada laman penebarisusara.blogspot.co.id. Di situ, nama Eggi tertulis sebagai dewan penasihat Saracen bersama Ampi Tanudjiwa, pensiunan tentara berpangkat mayor jenderal. Eggi mengaku mengenal Ampi. Mereka bertetangga di Bogor dan kerap shalat subuh berjamaah. Tapi Eggi membantah dia dan Ampi terlibat Saracen.

“Tidak pernah ngomong-ngomong soal Saracen. Saya sama Pak Ampi jadi bingung,” kata pengacara Rizieq Shihab ini.

Selain nama Ampi, blog tersebut juga mencantumkan nama Effendi Harahap dan Rijal sebagai dewan pakar kelompok Saracen. Jika Effendi Harahap yang dimaksud ialah Muchtar Effendi Harahap dan Rijal yang dimaksud ialah Rijal Kobar, Eggi mengaku mengenal keduanya.

“Effendi Muchtar saya kenal dulu di Jayabaya, dia aktivis sekarang, peneliti. Rizal saya kenal kalau dia Rizal Kobar yang baru dikeluarin kemarin (terpidana ujaran kebencian UU Informasi Transaksi Elektronik jelang aksi 212 yang kini sudah bebas),” ujar Eggi.

Di saat yang sama, Eggi mengaku tidak kenal saat ditanya tentang Jasriadi—orang yang dalam blog itu berposisi sebagai ketua Saracen dan kini telah ditahan polisi. “Enggak [kenal]. Siapa dia memang?” Eggi balik bertanya.

Baca juga: Siapa Jasriadi yang Diduga Ketua Sindikat Saracen

Dalam perbincangan dengan Tirto, Eggi nampaknya memang tidak terlalu memahami Saracen. Saat membantah terlibat dalam Saracen misalnya, ia mengatakan tidak mungkin menjadi bagian dari kelompok yang menyebarkan kebencian berdasarkan SARA seraya menyimpulkan bahwa kata “Saracen” diambil dari singkatan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Padahal, kata "Saracen" memiliki makna yang berbeda sama sekali dengan apa yang disampaikan Eggi.

Terkait kasus ini, Eggi menyatakan setuju aparat kepolisian bertindak tegas terhadap penyebar kebencian dengan tendensi SARA. Namun, ia juga mengatakan polisi mesti bersikap adil dalam menjalankan tugasnya. Eggi menganggap polisi selama ini hanya menyasar orang atau sebagian kelompok Islam yang memiliki kecenderungan kritis, bahkan berseberangan dengan pemerintah. Padahal sikap serupa juga dilakukan oleh kelompok yang memiliki bias dukungan terhadap pemerintah.

Eggi berpendapat larangan mengujarkan kebencian dan berbuat makar cenderung dimanfaatkan aparat untuk membungkam suara kritis. Dia mencontohkan seandainya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang dikeluarkan Jokowi ia kritik dari sudut pandang keyakinan umat beragama di Indonesia, bukan tidak mungkin dia akan dikenai jerat hukum.

Baca juga: Arti Saracen yang Dipakai Sindikat Penyebar Kebencian

Sebelumnya, Rabu (23/8) Divisi Siber Bareskrim Mabes Polri memaparkan pengungkapan sindikat kasus penyebaran ujaran kebencian terkait SARA di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan. Tiga tersangka yang sudah tertangkap saat ini, JAS (Jasriyadi), MFT (Muhammad Faizal Tonong), dan SRN ternyata merupakan bagian dari kelompok yang sama.

Ketiganya ditangkap dalam waktu dan tempat yang berbeda-beda. Ketua sindikat itu, JAS (Jasriyadi) ditangkap di Riau, sedangkan Ketua Bidang Media Informasi MFT (Muhammad Faizal Tonong) ditangkap di Koja, Jakarta Utara pada 21 Juli 2017 lalu, dan terakhir wanita berinisial SRN ditangkap pada 5 Agustus 2017 lalu di daerah Cianjur, Jawa Barat.

Baca perkembangan kasus Saracen:

Baca juga artikel terkait SARACEN atau tulisan lainnya dari Jay Akbar

tirto.id - Hukum
Reporter: Jay Akbar
Penulis: Jay Akbar
Editor: Maulida Sri Handayani