Menuju konten utama

Arti Saracen yang Dipakai Sindikat Penyebar Kebencian

Saracen merujuk pada istilah untuk muslim pada abad pertengahan.

Arti Saracen yang Dipakai Sindikat Penyebar Kebencian
ilustrasi ujaran kebencian. FOTO/iStock

tirto.id - Divisi Siber Bareskrim Mabes Polri mengungkap sindikat kasus penyebaran ujaran kebencian terkait SARA dan menangkap tiga pelaku, hari ini Rabu (23/8/2017). Ketiga pelaku ini menjalankan 'bisnis' ujaran kebencian melalui media sosial dan laman saracen.com yang hingga kini belum diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Pelaku yang ditangkap hanyalah tiga dari 800 ribu orang yang menjalankan 'bisnis' ujaran kebencian dengan menerima pesanan dari berbagai pihak. Nilai orderannya dari mulai Rp75 juta sampai dengan Rp100 juta. Kelompok ini menamai diri mereka Saracen, sebutan untuk penganut Islam di abad pertengahan.

Judul grupnya saja sudah tidak baik,” kata Kasubag Satgas Patroli Siber Bareskrim AKBP Susatyo Purnomo.

”Kami katakan sindikat karena ini memiliki struktur seperti organisasi pada umumnya,” jelas Kasubdit 1 Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri Kombes Pol. Irvan Anwar.

Tercatat dalam Ensiklopedia Britannica, Saracen merupakan sebutan bagi muslim, baik orang Arab maupun Turki yang tinggal di Semenanjung Sinai. Istilah Saracen kemudian digunakan untuk menyebut semua orang Arab pada abad-abad berikutnya. Dan, setelah pembentukan kekhalifahan, Bizantium menyebut semua orang muslim khalifah sebagai orang Saracen. Melalui Bizantium dan tentara salib, nama tersebut menyebar ke Eropa barat dan bertahan sampai zaman modern.

Namun, menurut Defender of Jerusalem, orang Saracen yang disebut sebagai musuh tentara salib, bukan hanya terdiri dari orang Arab dan Turki. Karakteristik yang paling menonjol namun sering terlupakan dari tentara Saracen adalah keragaman etnis mereka. Istilah "Saracen" berarti "orang Timur" dan secara kolektif menunjuk lawan-lawan muslim dari tentara salib.

Pasukan "Saracen" tidak hanya terdiri dari orang Arab dan Turki, dua kelompok etnis terbesar yang berperang melawan tentara salib, Saracen juga termasuk Kurdi, Nubia, dan Berber. Mereka yang disebut “orang Arab” pun terdiri dari orang-orang Suriah, Badui dan Mesir, dan istilah "Turki" juga sebenarnya mencakup berbagai suku Turkmen.

Masing-masing etnis yang tergabung dalam Saracen memiliki cara bertarung yang berbeda, sesuai dengan bahasa, pakaian, dan senjata pilihan mereka. Secara umum, orang-orang Nubia adalah pemanah yang terkenal. Mereka bertarung dengan busur besar yang kuat tapi tanpa perisai apapun, membuatnya sangat rentan dalam pertarungan jarak dekat. Sementara, orang-orang Arab, Kurdi dan Berber umumnya bertempur dengan tombak, lembing dan pedang.

John V. Tolan, dalam bukunya berjudul Saracen: Islam in The Medieval European Imagination, menulis, potret abad pertengahan menunjukkan orang Saracen adalah mereka yang menyembah berhala dan mengorbankan diri untuk setan. Dalam teks berbahasa Latin, Saracen disebut sebagai orang-orang kafir.

Namun, tak ada catatan terkini yang sahih soal orang Saracen. Catatan terkini soal Saracen ditemukan abad 20, ditulis oleh penulis-penulis Eropa. Mereka menyebut Saracen adalah orang-orang yang bersenjata lengkap, menyukai batu dan logam mulia, dan menyembah setan yang, menurut Saracen, memberi mereka kekuatan.

Baca juga artikel terkait UJARAN KEBENCIAN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Hukum
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra