tirto.id - Anggota Komisi IV DPR Dwita Ria Gunadi mempertanyakan langkah Kementerian Pertanian (Kementan) soal penggunaan digitalisasi penyebaran pupuk. Menurutnya, langkah ini harus dipertimbangkan dengan matang jika ingin dijadikan solusi distribusi.
"Karena kita tahu, semua wilayah di seluruh Indonesia ini belum terakses dengan internet. Kami meminta spesifikasi data serta progres yang sudah berjalan dan implementasinya bagi petani sejauh mana, paham atau belumnya," ucap Dwita, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Dwita menambahkan hubungan digitalisasi dengan kartu tani yang sudah ada selama ini. Kartu tani sebagai program nasional perlu disinkronkan agar tidak tumpang tindih program.
Terkait itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sudah ada dua daerah yang sedang dilakukan uji coba digitalisasi yaitu, daerah Bali, dan di Aceh. Namun masih ada kendala dengan jaringan internet.
"Ada dua daerah, provinsi yang dilakukan uji coba seperti Bali ternyata dengan digital sistem lebih baik, karena sinyal di sana cukup baik, sehingga deteksi nya lebih mudah. Tapi di Aceh, memang ada blind spot dan ini memang menyulitkan. Ini lagi dibuat variasinya seperti apa," jelasnya.
Syahrul pun mengusulkan adanya kerja sama dengan PT Pupuk Indonesia dalam penyaluran pupuk termasuk melakukan uji coba.
"Saya sendiri mengusulkan, pupuk Indonesia bersama-sama bahwa kita berjalan bersamaan dengan sistem yang lama dengan diperbaiki digitalnya, sambil uji coba juga sistem-sistem penerapan dengan katakanlah menirukan gaya menangani Covid itu seperti aplikasi Peduli lindungi," katanya.
Syahrul berharap, uji coba ini bisa lebih dipercepat, tetapi tidak langsung diterapkan agar tidak terjadi kegagalan seperti sebelum-sebelumnya.
"Tapi ini masih dalam uji coba, kami berharap bahwa uji (coba) itu bisa dipercepat tapi tentu saja tidak langsung diterapkan. Karena, jangan sampai gagal lagi seperti kartu tani dan lain-lain," imbuhnya.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang