Menuju konten utama

Di Atas Angin, di Tengah Banyaknya Pesaing

Calon-calon Gubernur DKI Jakarta 2017 terus bermunculan. Sebagai incumbent, Ahok masih di atas angin. walaupun banyak nama nama hebat seperti Ridwan Kamil dan Tri Risma Harini namun beberapa survey independent menyebutkan ahok teteap teratas dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta dan nama yang sudah pasti menjadi lawan ahok seperti Sandiaga Uno atau pun Yusril masih jauh elektabilitasnya di bawah ahok namun ahok belum aman

Di Atas Angin, di Tengah Banyaknya Pesaing
Bakal Calon Gubenur DKI Jakarta yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra (kanan) bersama musisi Ahmad Dhani usai menggelar pertemuan dan silahturami politik di Jakarta. ANTARA FOTO/Teresia May

tirto.id - Musisi Ahmad Dhani, keluyuran ke lokalisasi Kalijodo. Dua minggu sebelum Kalijodo diratakan dengan tanah, bos Republik Cinta Management itu menyempatkan diri berbaur dengan warga dan menyeruput segelas kopi hitam di salah satu warung.

"Paling saya hanya bisa menjembatani antara warga dan Pemda agar tidak ada bentrokan," kata Dhani, pada Senin (15/2/2016). Kalimat itulah yang terlontar dari Dhani terkait rencana penutupan Kalijodo oleh Gubernur Ahok.

Dhani datang ke Kalijodo setelah menjadi salah satu kandidat calon Gubernur DKI. Dhani mendapatkan dukungan awal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dhani mengawali kampanyenya di Kalijodo, meski PKB belum resmi mengusungnya sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Secara resmi, nama-nama kandidat calon Gubernur DKI sudah bermunculan. Salah satunya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang kini menjadi incumbent. Nama calon yang sempat muncul adalah Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya). Namun, dua nama itu belakangan menyatakan tidak mau pindah ke DKI.

Nama-nama lain yang muncul untuk menjadi kandidat DKI-1 adalah Yusril Ihza Mahendra (mantan menteri di pemerintahan Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono), Adhyaksa Dault (mantan Menpora di Kabinet Indonesia Bersatu jilid I), dan Sandiaga Uno (pegusaha muda mantan Ketua Umum HIPMI).

Ahok Belum Aman

Beragam survei sudah dilakukan menjelang Pemilihan Gubernur DKI pada 2017. Nama-nama kandidat yang populer berseliweran. Namun, sejumlah survei yang dilakukan pihak independen masih mendapati Ahok sebagai calon terkuat. Survei yang dilakukan CSIS bertajuk “Calon Independen Vis A Vis Calon Partai” menghasilkan empat nama paling difavoritkan. Urutannya yakni Ahok (45 persen), Ridwan Kamil (15,7 persen) Tri Rismaharini (7,75 persen), dan Adhyaksa Dault (4,25 persen). Delapan nama lainnya hanya mendapat dukungan di bawah 4 persen.

CSIS kemudian mencoba membuat simulasi, mengadu Ahok melawan Emil, panggilan Ridwan Kamil, dan Risma. Hasilnya, Ahok 48,5 persen suara, Emil 22 persen, dan Risma 12 persen. Ketika Ahok dilawankan Adhyaksa dan Sandiaga Uno, hasilnya jauh untuk Ahok dengan 62 persen. Sedangkan Adhyaksa 14 persen dan Sandiaga 1,75 persen.

Jajak pendapat juga dilakukan oleh Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) terhadap 400 responden di Jakarta. Hasilnya, popularitas Ahok masih sangat tinggi, mencapai 98,5 persen. Sementara tingkat elektabilitasnya 43,5 persen, mengungguli para pesaingnya. Namun, dengan catatan tingkat popularitas dan elektabilitas Ahok belum aman karena belum ada tokoh yang resmi mendeklarasikan diri sebagai calon gubernur.

Menurut Hendri Satrio, juru bicara Kedai KOPI, jika Emil mendeklarasikan diri sebagai kandidat calon gubernur Jakarta, diperkirakan elektabilitasnya akan naik menjadi 20,8 persen. Sementara elektabilitas Ahok bakal longsor. “Elektabilitas Ahok akan turun sebesar 7,5 persen menjadi 36 persen,” katanya.

Hal yang menarik dari jajak ini, para responden ternyata lebih suka jika para kandidat calon gubernur merupakan sosok muda di bawah 45 tahun. “Sebanyak 50,8 persen responden lebih suka gubernur datang dari kaum muda di bawah 45 tahun," kata Hendri, pada Senin (22/2/2016).

Berbagai pemberitaan terkait Pilkada 2017 memang sudah bermunculan. Indonesia Indicator (I2) mencoba membuat pemetaan para sosok yang paling banyak muncul dalam berbagai pemberitaan di media online. Data diambil dari 343 media online di seluruh Indonesia dalam sebulan antara 14 Januari-14 Februari 2016.

Hasilnya, muncul lima nama yang masuk kategori “top person” atau orang yang paling banyak dibicarakan terkait Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ahmad Dhani, dan Yusril Ihza Mahendra.

“Nama-nama lain yang masuk di antaranya Adhyaksa Dault, Abraham Lunggana, Desy Ratnasari, meskipun ekspos di media tidak seketat lima nama di atas," kata Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi I2, pada Senin (15/2/2016).

Masih menurut Rustika, Gubernur Ahok muncul sebagai “top person” karena masuk dalam 1.254 berita. Ridwan Kamil berada di posisi dua dengan 596 berita. Sementara Ahmad Dhani 330 berita, Sandiaga Uno 318 berita, dan Yusril Ihza Mahendra 280 berita. “Keempat nama setelah Ahok memang digadang-gadang akan menjadi penantangnya dalam Pilkada DKI 2017,” katanya.

Kucing dalam Karung

Ahok memang sudah menyatakan maju sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017. Ahok sudah mengantongi dukungan dari “Teman Ahok” yang menyiapkan satu juta KTP sebagai syarat calon independen. Meski sudah bertekad maju sebagai calon independen, Ahok tetap menerima dukungan dari Partai Nasdem.

Menurut Amalia Ayuningtyas, salah satu penggagas Teman Ahok, mereka menargetkan dukungan dalam bentuk pengumpulan 1 juta kopi KTP pada Mei mendatang. Sejauh ini sudah terkumpul 652 ribu, melebihi jumlah yang disyaratkan 532 ribu. “Setiap hari kita bisa mengumpulkan 3500-an KTP,” kata Amalia kepada Tirto.id.

Teman Ahok mengaku senang jika jago mereka nantinya bakal berhadapan dengan kandidat-kandidat yang berkualitas. “Masyarakat Jakarta juga diuntungkan. Jadi tidak beli kucing dalam karung,” katanya.

Lalu bagaimana kandidat lainnya? Sandiaga Uno mengaku siap maju lewat dukungan Partai Gerindra. “Saya sudah putuskan maju melalui Gerindra dan saya akan patuh terhadap keputusan itu. Bismillah saja,” katanya.

Saat ditanya program kerja, pengusaha muda itu mengaku masih menggali aspirasi untuk nantinya ditawarkan pada warga Jakarta. “Yang pasti, masalah kesejahteraan jadi perhatian utama dengan meningkatnya gelombang PHK,” ujarnya.

Sedangkan Yusril Ihza Mahendra, merasa yakin bakal lebih mengedepankan pendekatan kemanusiaan dan hukum dalam menyelesaikan persoalan di Jakarta. Prinsip keadilan bagi semua jadi pegangan.

“Saya ambil contoh penanganan pemukiman kumuh, harus ditata menjadi lebih baik tapi tak mengorbankan manusia. Apalagi membuat menderita warga, melepas budaya, prinsip kekeluargaan setempat, dan humanisme,” ujarnya.

Pertarungan menuju DKI-1 kemungkinan bakal ketat, meski Ahok selalu diunggulkan dalam berbagai jajak pendapat. Pengamat politik, J Kristiadi dari CSIS, menganggap Ahok bukan lawan yang sulit ditandingi lawan-lawannya. "Cara mengalahkan Ahok gampang. Bagaimana bisa membuktikan dan memiliki fakta bahwa dia sudah berkarya sebagaimana yang Ahok lakukan," katanya.

Ahok sudah membuktikan sejumlah kinerjanya seperti penggusuran Kalijodo yang berjalan lancar, ataupun megaproyek Mass Rapid Transportation (MRT) sebagai salah satu solusi menangani masalah transportasi di Jakarta. Kinerja Ahok dalam membenahi Jakarta memang membuat banyak masyarakat sulit untuk berpaling.

Namun, tidak sedikit kalangan yang tidak bisa menerima Ahok. Salah satunya, partai politik yang kini bersiap untuk memperberat syarat calon independen. Peta politik bisa berubah sewaktu-waktu dan sangat cepat. Jika tak lentur berkomunikasi dengan orang-orang partai, bukan tak mungkin langkah Ahok bakal terganjal di tikungan akhir. Tapi, Ahok sudah memahami dan menguasai ilmunya.

Baca juga artikel terkait AHOK atau tulisan lainnya dari Kukuh Bhimo Nugroho

tirto.id - Politik
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Kukuh Bhimo Nugroho
Editor: Mahbub Junaidi