tirto.id - PT Angkasa Pura II (Persero) mengimbau agar penumpang pesawat tujuan Hong Kong memastikan kepada maskapai terkait status penerbangan ke Hong Kong International Airport pada Senin (12/8/2019).
Hal itu terkait warga Hong Kong yang melakukan demonstrasi terkait UU Ekstradisi Cina di Bandara internasional Hong Kong yang yang berdampak pada sekitar 200 penerbangan.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) melayani penerbangan langsung Jakarta-Hong Kong dengan tiga maskapai yakni Cathay Pacific, Garuda Indonesia, dan China Airlines.
“Penerbangan Cathay Pacific rute Jakarta- Hong Kong sudah ada yang dibatalkan kemarin,” kata Pelaksana Harian Senior Vice President of Corporate Secretary PT Angkasa Pura II (Persero), Achmad Rifai dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip dari Antara.
Penerbangan ke Hong Kong juga dilayani melalui Bandara Internasional Kualanamu oleh Cathay Dragon. Rifai mengatakan Angkasa Pura II juga akan mengkonfirmasi status penerbangan ke masing-masing maskapai.
“Kami imbau bagi penumpang yang sudah memegang tiket penerbangan ke Hong Kong juga menanyakan status penerbangan mereka sehingga dapat melakukan antisipasi atau memilih alternatif lain,” jelasnya.
Dia menambahkan sebelum menuju bandara, penumpang dengan tujuan Hong Kong diharapkan sudah mengkonfirmasi jadwal penerbangan ke maskapai.
Pada Minggu (11/8/2019) bentrokan antara demonstran dan polisi meningkat di seluruh distrik termasuk Tsim Sha Tsui, Sham Shui Po, Kwai Chung dan Causeway Bay.
Dikutip dari South China Morning Post, dalam bentrok Minggu malam itu, polisi bahkan melepaskan gas air mata di dalam stasiun MRT Kwai Fong Sebanyak 40 orang di larikan ke rumah sakit.
Di antara 40 orang itu terdapat seorang perempuan yang dilaporkan dipukul di Tsim Sha Tsui. Demonstrasi itu berlanjut hingga Senin. Dikutip dari CNN, demonstrasi berlanjut ke bandara Internasional Hong Kong.
Hampir 200 penerbangan dibatalkan dari dan menuju Hong Kong terkait aksi protes itu. Ratusan penumpang terdampar setelah semua penerbangan yang berangkat. Demonstran mulai menargetkan transportasi umum untuk menekan pemerintah.
Penulis: Nasywa Humaira
Editor: Yantina Debora