tirto.id - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Universitas Yarsi dan Sekolah Tinggi Ekonomis Islam (STEI) SEBI berunjuk rasa di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019).
Sekitar 100 mahasiswa berkumpul, mereka membawa spanduk '#RawamangunBergerak' dan poster berisi tuntutan kepada pemerintah.
Koordinator Wilayah BEM Sie-Jabodetabek Banten, Muhammad Abdul Basit menyatakan pihaknya tidak peduli soal penawaran perihal tidak berunjuk rasa.
"Kalau untuk itu banyak, terkait dengan menjanjikan sesuatu untuk kita (agar) tidak aksi. Tapi kami konsisten, tujuan kami untuk memperlihatkan bahwa kami tidak sama sekali ditunggangi," ucap dia sekitar Patung Kuda, Kamis siang ini.
Pekan ini, dia dan jajarannya ditawari untuk tidak berdemonstrasi. Namun ia tidak mau menyebutkan siapa pihak yang ingin menggagalkan rencana aksi mahasiswa itu.
“Apalagi pihak kampus, menawarkan kegiatan-kegiatan seminar, yang lumayan besar juga budget-nya," sambung Basit.
Para mahasiswa menuntut agar Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) pembatalan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi.
Presiden Jokowi, kata dia, harus tegas terkait dengan keberpihakan kepada masyarakat.
“Pak Jokowi harus melihat, hari ini masyarakat sudah geram. Kami kecewa dengan pelarangan aksi," kata dia.
Basit menegaskan agar pemerintah pro-rakyat dan tidak ada indikasi mahasiswa ingin menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.
“Kami ingin tegaskan juga, tidak ada narasi atas penggagalan pelantikan Pak Jokowi. Kami menghargai apa yang dijalankan sesuai demokrasi ketika Jokowi sudah terpilih. Maka kami ingin menegaskan untuk menuntaskan reformasi dan mendesak Pak Jokowi untuk menuntaskan Perppu," sambung Basit.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Abdul Aziz