Menuju konten utama

Demi Lovato yang Bertempur Melawan Kegelapan

Di balik kemasyhuran dan gemerlap dunia hiburan, Demi Lovato harus melawan depresi sejak usianya masih tujuh tahun.

Demi Lovato yang Bertempur Melawan Kegelapan
Penyanyi Demi Lovato. AP/ Richard Shotwell/Invision

tirto.id - “Sejak kecil, ia berjuang melawan anoreksia, sempat mengalami Post Traumatic Stress Disorder, ketergantungan Xanax, depresi, serta punya keinginan bunuh diri,” tulis Jeff Nelson.

Nelson, jurnalis People, menulis tentang Dianna De La Garza, ibu penyanyi Demi Lovato. Apa yang dialami oleh Dianna, dialami juga oleh putrinya. Pada usia belasan tahun, Demi sudah aktif menggunakan obat-obatan, jadi alkoholik, menderita bulimia, dan menderita depresi yang membuatnya punya kecenderungan bunuh diri.

Dalam sebuah wawancara dengan Dr. Phil --seorang psikolog dan pembawa acara televisi-- Demi bilang bahwa keinginan bunuh dirinya muncul saat ia masih berusia tujuh tahun. "Saya tahu kalau saya mengakhiri hidup, rasa sakit pasti akan berakhir," kata Demi kala itu.

Demi tidak berasal dari keluarga harmonis. Ibunya memutuskan cerai dari suaminya, Pat Lovato, karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Dianna merasa suaminya punya gangguan mental. Sayang, Pat tak meminta bantuan profesional untuk mengatasi masalah itu, malahan dia memilih jalan alkohol dan obat-obatan terlarang.

“Saya pikir saya bisa mengubahnya jadi pria yang lebih baik. Tapi ternyata cinta saja tidak cukup membuat kita merasa aman,” kata Dianna pada Nelson.

“Hati saya pilu saat menerima kenyataan bahwa anak-anak saya harus melihat dan mendengar hal-hal yang membuat mereka ketakutan,” tulis Dianna dalam buku karyanya, Falling With Wings: A Mother Story.

Pada 1998, Dianna berpisah dengan Pat. Saat itu usia pernikahan mereka sudah menginjak satu dekade, dan usia Demi baru enam tahun. Pada titik rendah itu, satu hal yang membuat Dianna terhibur adalah bakat menyanyi Demi. Film dokumenter Simply Complicated menyiratkan kebanggaan Dianna saat menyaksikan bakat si anak.

Sadar akan bakat anaknya, Dianna mengikutsertakan Demi pada berbagai kontes menyanyi dan audisi bintang cilik. Ia bahkan menyewa jasa guru vokal untuk mengasah bakat putri kesayangannya ini. Jalan Demi ke layar kaca perlahan terbuka. Pada tahun 2002 ia jadi bintang acara Barney & Friends.

Enam tahun setelahnya, Demi membintangi film musikal Camp Rock bersama Jonas Brothers. Film ini membuat Demi jadi populer. Sekilas, dari luar, tampilan fisik Demi mirip dengan banyak bintang tenar idola remaja: rambut panjang cemerlang, tubuh langsing, dan wajah tirus.

Ternyata, tubuh langsing jelang kurus itu adalah dampak dari perisakan sejak dulu. Dalam wawancara dengan Robin Roberts di ABC, Demi mengatakan dia sering diejek gemuk. Agar lepas dari perisakan itu, Demi mengurangi makan, hingga akhirnya enggan makan sehingga menderita bulimia.

Itu bukan masalah satu-satunya. Demi punya kecenderungan mengiris pergelangan tangannya untuk mengatasi emosi. Demi sempat mendapat bantuan profesional, tapi dia tak sepenuhnya menuruti saran dari psikiater yang menanganinya.

Penyanyi kelahiran 20 Agustus 1992 itu lebih fokus pada keinginannya jadi idola ketimbang mengurusi penyakitnya. Pada 2008, Demi merilis album perdananya, Don't Forget. Album ini sempat menempati peringkat dua dalam tangga album Billboard 200. Kritikus banyak yang memuji album ini. Stephen Thomas Erlewine dari AllMusic menyebut musik Demi, "ceria, penuh gula-gula, power pop yang tajam, dengan bahan bakar suara gitar fuzzy dan hooks yang renyah." Kesimpulan Erlewine: ini album pop murni yang cocok untuk remaja.

Namun di balik keceriaan lagu-lagu di album itu, Demi menjalani masa yang gelap. Dia kerap mengonsumsi heroin. Kepada Access Online, Demi mengaku dirinya membawa kokain saat bepergian dan mengonsumsinya diam-diam. Ia sering mengisi botol minuman soda dengan vodka dan meminumnya pada pagi hari. Beberapa kali ia tampil di panggung dalam kondisi setengah sadar.

Kondisi itu perlahan menarik Demi jatuh ke lembah nan suram. Karier musiknya terjerembab. Dia terpaksa masuk panti rehabilitasi setelah memukul seorang penari latar di tengah rangkaian tur bersama The Jonas Brothers.

Infografik Demi Lovato

Demi masuk ke Timberline Knolls, pusat perawatan untuk wanita yang berjuang melawan candu dan gangguan makan. Terapis di tempat ini menyatakan Lovato mengidap gangguan bipolar. Setelah "lulus" dari sana, Demi kembali bernyanyi, menulis lagu, dan membuat album baru.

Dalam wawancara dengan Time, Demi mengaku bahwa musik membuatnya merasa lebih baik. “Musik membantu saya mengatasi kecanduan dan beberapa situasi emosional seperti kematian dan perpisahan. Musik juga menciptakan kenangan,” kata wanita yang mengaku menyukai buku The Subtle Art of Not Giving a Fuck.

Sejak divonis bipolar, Lovato menjalani peran baru yakni jadi aktivis kesehatan mental. Ia jadi duta Be Vocal, organisasi yang fokus menolong penderita masalah kesehatan jiwa. Ia menjadi produser eksekutif Beyond Silence, film dokumenter yang menampilkan kisah hidup para pengidap masalah kejiwaan. Ia aktif memotivasi para penderita gangguan mental untuk berbagi pengalaman dan saling mendukung satu sama lain. Demi pun menyempatkan diri untuk berbagi kisahnya dengan para fans. Ia menyatakan bahwa pasrah dan "berserah" adalah salah satu cara penting untuk mengalahkan ‘setan’ dalam diri.

Awal 2018, Demi masih berbangga hati karena telah bersih narkoba dan alkohol selama enam tahun. Ia masih sempat mendukung ibunya yang merilis buku pada Maret 2018. Namun Demi masih harus berjuang lebih keras lagi. Di akhir Juni, Demi merilis single baru, "Sober". Melalui lirik lagunya, pendengar tahu bahwa Demi kembali terperosok ke jurang yang sama sekali lagi.

I try and I try and I try and I try and I try

Just hold me, I'm lonely

Momma, I'm so sorry I'm not sober anymore

To the ones who never left me

We've been down this road before

I'm so sorry, I'm not sober anymore

I'm sorry that I'm here again

I promise I'll get help

It wasn't my intention

I'm sorry to myself

Sebulan setelah lagu itu rilis, Demi dilarikan ke rumah sakit: ia overdosis obat-obatan dan alkohol. Setelah sempat dirawat sejenak di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles, kini Demi sudah sadar. Melalui perwakilannya, Demi bilang dirinya berterima kasih pada semua orang yang mendukungnya.

"Demi dan keluarga meminta privasi dan berharap tidak ada spekulasi liar yang berkembang. Saat ini, pemulihan Demi adalah hal paling penting," ujar perwakilannya.

Melawan depresi adalah pekerjaan yang teramat berat. Demi pernah berhasil melewati lorong gelap itu, dan bersih selama enam tahun. Kini Demi kembali harus bertempur dengan "setan" dalam dirinya. Semoga di akhir pertempuran itu, Demi bisa kembali melihat cahaya.

======

Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog atau psikiater maupun klinik kesehatan jiwa. Salah satu yang bisa dihubungi adalah Into the Light yang dapat memberikan rujukan ke profesional terdekat (bukan psikoterapi/ layanan psikofarmaka) di intothelight.email@gmail.com.

Baca juga artikel terkait DEPRESI atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono