tirto.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan kinerja APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sampai dengan 31 Juli 2018.
Realisasi pendapatan negara yang telah diperoleh mencapai Rp994,4 miliar atau setara dengan 52,5 persen dari total target dalam APBN 2018, yakni sebesar Rp1,894 triliun.
Angka penerimaan itu bersumber dari sektor perpajakan sebesar Rp780,05 triliun, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Rp211,04 triliun dan hibah Rp3,27 triliun.
Sementara realisasi belanja negara sampai 31 Juli 2018 menunjukkan perbaikan dengan tumbuh 7,69 persen (year-on-year). Penyerapan belanja tercatat lebih baik karena mencapai 51,59 persen atau setara dengan Rp1,145 triliun dari total target dalam APBN yang sebesar Rp2,220 triliun.
“Stabilitas perekonomian kita masih terjaga. Dengan kondisi makroekonomi yang seperti sekarang, realisasi APBN sampai 31 Juli 2018 masih sangat positif,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di kantornya, Jakarta pada Selasa (14/8/2018).
Dengan capaian pendapatan dan belanja negara tersebut, realisasi defisit APBN hingga 31 Juli 2018 tercatat Rp151,3 triliun atau setara dengan 1,02 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto).
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa capaian tersebut jauh lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp210,04 triliun atau 1,55 persen dari PDB.
“Realisasi defisit sekarang trennya menurun dibandingkan tahun sebelumnya dan dua tahun sebelumnya. Untuk primary balance juga turun,” ujar Sri Mulyani.
Untuk defisit keseimbangan primer per Juli 2018 tercatat sebesar Rp4,9 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka defisit itu juga menyusut sekitar 94 persen dari periode sebelumnya, yaitu Rp79,1 triliun.
Realisasi pembiayaan juga tercatat telah mencapai Rp206,60 triliun, atau sekitar 63,4 persen dari target yang dipatok pada APBN 2018, yakni Rp325,9 triliun.
Dalam realitanya, turut terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (silpa) sebesar Rp55,30 triliun. Angka tersebut turun secara year-on-year, dari catatan periode sebelumnya yang sebesar Rp88,7 triliun.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom