tirto.id - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi berharap di bawah kendali Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Jakarta bisa memanfaatkan daerah penyangga di sekitarnya, misalnya untuk mengurangi kemacetan.
Hal itu disampaikan karena, menurut Dedi, salah satu faktor penyebab kemacetaan di ibu kota adalah karena tingkat mobilitas angkutan barang yang sangat tinggi, disamping tingkat mobilitas manusia. Mobilitas tinggi yang terjadi di Jakarta sebenarnya bisa dikurangi dengan cara memosisikan daerah penyangga-nya, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
"Mungkin saja ke depannya bisa dibagi. Beberapa daerah di Jawa Barat yang menjadi penyangga ibu kota, seperti Karawang bisa dibangun Pasar Induk Beras, di Purwakarta sudah ada Pasar Induk Cikopo. Jadi antrean untuk pemenuhan kebutuhan pokok itu tidak lagi menumpuk di ibu kota," kata Dedi di Purwakarta, Jumat (21/4/2017), seperti diberitakan Antara.
Ia menilai, posisi Jawa Barat menjadi hal penting bagi ibu kota, sebab Jawa Barat memiliki sungai Citarum untuk menyuplai kebutuhan air bagi Jakarta.
"Sumber air minum warga Jakarta itu berasal dari Waduk Jatiluhur. Nah, Jatiluhur itu airnya dari Sungai Citarum, mata airnya bersumber dari Gunung Wayang, Gunung Windu dan Gunung Halimun. Maka, saya kira Jakarta juga harus turut aktif melakukan pemeliharaan sumber-sumber air ini. Pemeliharaan lingkungannya juga harus dilakukan," tambah Dedi.
Dedi yang juga menjabat sebagai Bupati Purwakarta ini berharap, di bawah pimpinan Anies-Sandi, Jakarta bisa memberikan kebahagiaan untuk daerah penyangga.
"Jakarta sebagai ibu kota itu punya penyangga, yaitu beberapa daerah yang berada di sekitarnya. Saya berharap kebahagiaan dapat dirasakan oleh daerah penyangga," katanya.
Secara khusus Dedi memberikan selamat kepada pasangan Anies-Sandi setelah meraih suara terbanyak dalam hitung cepat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Pasangan Anies-Sandi untuk sementara unggul dibandingkan pesaingnya Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Anies-Sandi unggul dengan meraih suara terbanyak di atas 50 persen, jauh meninggalkan raihan suara Ahok-Djarot.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra