Menuju konten utama

Dampak El Nino, Ratusan Desa di Purwakarta Berisiko Kekeringan

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menyampaikan potensi kekeringan pada musim kemarau panjang 2023 terjadi di 176 desa.

Dampak El Nino, Ratusan Desa di Purwakarta Berisiko Kekeringan
Ilustrasi kekeringan. ANTARA FOTO/Arnas Padda/foc.

tirto.id - Ratusan desa di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, berisiko terdampak kekeringan akibat musim kemarau panjang dampak dari fenomena alam El Nino.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mencatat daerahnya memiliki 183 desa dan sembilan kelurahan yang tersebar di 17 kecamatan.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, potensi kekeringan pada musim kemarau panjang tahun ini terjadi di 176 desa. Sebanyak 160 desa di antaranya berpotensi mengalami kekeringan tingkat sedang dan 16 desa lainnya berpotensi kekeringan tingkat tinggi.

Dalam mengantisipasi potensi kekeringan, Anne telah memerintahkan dinas terkait untuk mengoptimalkan berbagai infrastruktur sumber daya air.

Secara khusus, Anne meminta para camat dan kepala desa di seluruh Purwakarta untuk memaksimalkan infrastruktur sumber daya air seperti waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya.

Anne juga telah meminta Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta agar mewaspadai ancaman kekeringan dari dampak El Nino di bidang pertanian. Hal itu bisa dilakukan dengan mengoptimalkan embung-embung yang ada di wilayah Purwakarta.

"Di antara dampak buruk dari El Nino adalah kekeringan. Sehingga mengurangi ketersediaan air untuk pertanian. Kita punya puluhan embung yang bisa dioptimalkan dalam mengantisipasi kelangkaan air pertanian," kata Anne dikutip dari Antara, Selasa (27/6/2023).

Dinas Pangan Dan Pertanian Purwakarta mencatat di daerahnya terdapat 33 embung. Embung-embung itu tersebar di 30 desa di sepuluh kecamatan meliputi Bojong, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Plered, Maniis, Pasawahan, Cibatu dan Kecamatan Campaka.

Menurut Anne, secara umum semua embung itu berfungsi baik sebagai penampung air. Jadi selama musim kemarau yang berat dampak El Nino nanti, embung-embung itu bisa dimanfaatkan petani sebagai sumber air pertanian.

Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rembesan.

Embung akan menyimpan air di musim hujan, kemudian airnya dapat dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat kekurangan air.

Baca juga artikel terkait BENCANA KEKERINGAN atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Editor: Antara & Gilang Ramadhan