tirto.id - Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira menilai pernyataan Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar yang menyamakan Sandiaga Uno dengan Bung Hatta tak tepat.
"Itu apa ya, menghina seorang tokoh besar seperti Bung Hatta," kata Andreas di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018).
Sebab, menurut Andreas, kualitas Sandiaga sangat jauh lebih rendah dibandingkan Bung Hatta yang merupakan pendiri negara ini.
"Saya kira kita hati-hatilah dengan ya, membuat pernyataan, mengasosiasikan diri dengan tokoh-tokoh besar seperti itu. Masyarakat bisa menilai siapa kita dan siapa Bung Hatta," kata Andreas.
Menanggapi hal ini, Dahnil justru mengembalikan kepada PDIP yang menurutnya pernah menyamakan Jokowi-Ma'ruf Amin dengan Soekarno dan Hatta juga pada pembukaan Rakernas PDIP, September lalu.
"Kalau PDIP bilang bahwasanya Jokowi dan Maruf itu adalah persamaan dari Soekarno dan Hatta, dia setuju enggak. Karena itu pernyataan awal yg disampaikan oleh PDIP kemarin, tanya dulu dia terkait dengan itu," kata Dahnil saat dihubungi.
Dahnil pun menjelaskan, alasannya menyamakan Sandiaga dengan Bung Hatta adalah sebagai sosok panutan.
"Kami tentu butuh role model, ingin mencontoh tokoh-tokoh itu, jadi Pak Prabowo dan Pak Sandi itu ingin mencontoh semangat Bung Karno, Jenderal Sudirman, Bung Hatta, itu intinya," kata Dahnil.
Polemik menyamakan Sandiaga dengan Bung Hatta muncul setelah cucu wakil presiden pertama Indonesia itu, Gustika Jusuf Hatta mencuitkan protes atas video kampanye juru bicara Prabowo-Sandiaga yang diunggah Wasekjend PAN, Faldo Maldini di akun twitternya.
Dalam video itu, Dahnil menyatakan Prabowo adalah gabungan sosok Soekarno dan Jenderal Sudirman, sementara Sandiaga adalah bagian baru dari Hatta.
Gustika merasa tak terima dengan pernyataan Dahnil. Menurutnya, Bung Hatta adalah Bung Hatta dan tidak bisa disamakan dengan siapapun. Sehingga, ia meminta Sandiaga menjadi dirinya sendiri.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani