tirto.id - Secara umum kota dan wilayah negara-negara maju menunjukkan keteraturan sehingga menghasilkan kenyamanan, baik bagi penduduk setempat maupun pendatang.
Keteraturan tersebut muncul karena negara maju mampu mengelola pertumbuhan dan perkembangan kota dan wilayah dengan baik.
Kemampuan negara maju dalam mengelola pertumbuhan dan perkembangan wilayahnya karena dukungan beberapa faktor, di antaranya faktor ekonomi, sosial, teknologi, dan tingkat kesadaran masyarakat untuk mewujudkan keteraturan sangat tinggi.
Negara maju sendiri merupakan julukan bagi negara-negara yang memimpin secara ekonomi di dunia, karena sektor industri dalam negerinya didominasi sektor tersier dan kuarter.
Perekonomian negara maju berbanding lurus dengan tingginya GDP dan tingginya HDI (di atas 0,7999).
Ciri-Ciri Negara Maju
Mengutip modul Geografi SMA Kelas XII (2009), berikut ini adalah ciri-ciri negara maju:
- Pendapatan masyarakat tinggi dan merata.
- Pendapatan negara tinggi.
- Sumber-sumber pendapatan berasal dari sektor berkelanjutan, yaitu sumber-sumber pendapatan yang sifatnya dapat diperbaharui terus-menerus, seperti dari sektor jasa dan industri.
- Sektor pertanian dikerjakan dengan intensif, keterbatasan lahan disiasati dengan penggunaan teknologi modern sehingga hasilnya jauh lebih tinggi.
- Hasil sektor industri mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Komparatif artinya berkualitas baik dan biaya produksinya murah sehingga harganya murah.
Dalam hal penguasaan teknologi, masyarakat negara maju mempunyai kemampuan menguasai teknologi yang lebih baik dibandingkan dengan
negara berkembang. Penggunaan teknologi di negara maju meliputi hampir seluruh aktivitas kehidupan masyarakat, sedangkan negara berkembang penggunaan teknologi hanya terbatas pada hal-hal tertentu saja.
Macam Bentuk pengembangan Kota di Negara Maju
Kembali mengutip modul Geografi SMA Kelas XII (2009), Sikander dan Malik mengemukakan lima macam pola bentuk kota yang merupakan trend pengembangan wilayah di masa depan dan sudah dirintis di negara-negara maju, di antaranya adalah:
1. Pola Metropolis
Pola Metropolis menyebar terbentuk dengan mengembangkan bagian kota yang paling jarang penduduknya. Bagian kota yang padat penduduknya dibangun kembali dengan mengurangi kepadatan penduduk sehingga kota metropolis itu akan menyebar.
Prasarana sosial ekonomi disebar ke kawasan yang baru, seperti kantor, rumah sakit, pabrik, dan universitas. Permasalahan pola ini terletak pada pilihan yang terbatas, interaksi yang lemah, biaya transportasi yang tinggi, dan citra kota metropolitan yang terkesan kurang hidup.
2. Metropolis Galaktika
Metropolis galaktika terjadi dari permukiman kota yang kecil-kecil berpenduduk padat, dipisahkan oleh kawasan pertanian yang jarang sekali penduduknya atau bahkan tidak berpenduduk. Kegiatan sosial ekonomi terpusat di berbagai permukiman. Masalah yang muncul yaitu interaksi dan penekanan biaya agar tidak terlalu sukar untuk direalisasikan.
3. Metropolis Terpusat
Metropolis terpusat terbentuk karena kegiatan sosial ekonomi yang tinggi dengan kepadatan penduduk yang tinggi pula, terutama di pusatnya.
Oleh karena kegiatan sosial ekonomi yang tinggi, banyak penduduk yang tinggal di apartemen dan rumah susun. Masalah yang muncul yaitu biaya yang tinggi karena inti kota yang padat, kurang nyaman, dan kurang dalam mendukung partisipasi perorangan.
4. Metropolis Bintang
Metropolis bintang terbentuk karena mempunyai inti yang utama, dengan pola kepadatan penduduk membentuk bintang yang memanjang pada beberapa bagian kota.
Inti kota utama, yaitu sebagian pusat kota dikelilingi oleh banyak pusat kedua yang terletak sepanjang lengan lengan yang memanjang. Lengan-lengan kota itu mempunyai kepadatan penduduk yang sedang. Masalah yang muncul adalah bentuk fisik pola ini cepat berubah karena perkembangan penduduk.
5. Metropolis Cincin
Metropolis cincin terbentuk dengan kepadatan penduduk terletak di sekeliling tengah kota. Adapun daerah yang jarang penduduknya terletak di tengah kota. masalahnya adalah melahirkan biaya transportasi yang besar dan proses penyesuaian yang sangat sulit.
Editor: Addi M Idhom