tirto.id - Perjuangan melawan virus SARS-CoV-2 di dunia, yang angkanya telah menyentuh 77 juta kasus dengan 1,7 juta kematian, semakin berat menyusul ditemukannya varian baru di Inggris. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Corona varian baru ini “tampaknya lebih mudah menyebar dan mungkin hingga 70 persen lebih mudah ditularkan daripada jenis sebelumnya.”
Kepala petugas medis Inggris Profesor Chris Whitty menyebut galur baru COVID-19 menyebabkan 60 persen penularan di London, lipat dua selama sepekan terakhir. Melansir CNN, para ahli belum dapat memastikan apakah virus varian baru ini memicu kematian lebih tinggi atau tidak.
Untuk mengantisipasi penyebaran meluas, pada 18 Desember lalu Johnson mengatakan warga wajib untuk tetap tinggal di rumah hingga 30 Desember, mulai Minggu 19 Desember. “Dengan berat hati saya harus memberi tahu Anda bahwa kita tidak dapat melanjutkan Natal seperti yang direncanakan,” kata Johnson, melansir AFP, “Ketika fakta berubah, Anda harus mengubah pendekatan Anda.”
Pada hari sama usai pengumuman, stasiun London dilaporkan dipenuhi oleh warga yang hendak meninggalkan kota agar dapat bertemu keluarga. Meski demikian, layanan kereta sudah tak tersedia.
Kurva pandemi Inggris saat ini meningkat setelah sempat melandai pada November. Dua rekor kasus harian terjadi sehari sebelum dan setelah pengumuman strain baru. Pada 17 Desember terdapat 35.383 kasus dan 19 Desember dilaporkan 35.928 kasus. Ini merupakan rekor tertinggi selama pandemi di negara tersebut, melansir situs pengumpul data Corona di dunia, Worldometers.
Dampaknya berantai. BBCmelaporkan setidaknya 20 negara telah menangguhkan rute penerbangan internasional dari Inggris, termasuk Belanda, Jerman, Belgia, Italia, Denmark, Irlandia, dan India. Lalu lintas darat dan laut yang terhubung dengan Inggris juga ditutup. Ini dilakukan Perancis. Mereka tercatat menghentikan ribuan truk dari dan ke Inggris selama dua hari sejak Minggu 20 Desember.
Saudi Tutup Seluruh Perbatasan
Arab Saudi, yang berjarak ribuan mil dari Inggris, juga menutup akses atas alasan varian baru Corona. Mereka punya rute penerbangan langsung dari dan ke Inggris. Tidak hanya penerbangan dari Inggris, pelancong dari seluruh dunia saat ini tidak bisa memasuki negara tujuan aktivitas religi umat Islam tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi memutuskan menutup seluruh pintu masuk, baik darat, laut, dan udara. Penutupan akses berlangsung selama sepekan, dimulai Senin 21 Desember dan dapat diperpanjang sepekan lagi.
Penangguhan perjalanan dari luar ini akan ditinjau ulang sesuai kondisi pandemi dan laporan dari Kementerian Kesehatan.
Pesawat asing yang saat pengumuman belum berangkat diizinkan terbang. Pengecualian juga diberikan terhadap penerbangan internasional jika kondisi luar biasa.
Kerajaan meminta setiap orang yang datang sejak 12 Desember dari Eropa atau tempat ditemukan virus varian baru mematuhi sejumlah aturan. Mereka diminta isolasi selama dua pekan sejak tanggal kedatangan dan menjalani tes selama masa isolasi yang diulangi setiap lima hari. Tes juga diwajibkan untuk mereka yang kembali atau melewati negara yang ditemukan Corona varian baru dalam tiga bulan terakhir.
Sementara distribusi komoditas dari negara yang belum ditemukan Corona jenis baru berjalan seperti biasa, demikian mengutip kantor berita pemerintah Saudi Press Agency (SPA).
Bagaimana Kebijakan Indonesia?
Sejauh ini pemerintah Indonesia belum bersikap terkait temuan baru di Inggris, padahal punya rute penerbangan dari dan ke sana. Penerbangan dijalankan sejumlah maskapai asing seperti Etihad Arwasy, British Arways, dan Emirates.
Dampaknya juga sebenarnya telah terasa. Dalam hal ini pembatasan Arab Saudi. Jemaah umrah gagal berangkat.
“Penumpang GA 9802 pada 21 Desember 2020 dari Jakarta tujuan Jeddah mengalami pembatalan jadwal keberangkatan dikarenakan alasan restriksi dari Kerajaan Saudia Arabia,” jelas surat pemberitahuan Garuda Indonesia, Senin (21/12/2020).
Garuda ini juga menjelaskan, demi kelancaran perjalanan penumpang diminta menghubungi petugas Garuda Indonesia. “Manajemen PT. Garuda Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan pembatalan jadwal penerbangan Anda dan untuk itu kami sampaikan banyak terima kasih atas pengertian Anda.”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah terhubung dengan pejabat Inggris untuk mengetahui varian baru virus Corona. Informasi akan disampaikan kepada publik setelah mereka mengetahui lebih detail terkait ini.
Melansir BBC, hingga saat ini WHO baru mengatakan ada sembilan kasus baru dari varian Corona baru Inggris, yakni di Denmark, Belanda, dan Australia.
Editor: Rio Apinino