Menuju konten utama
Asesmen Nasional

13 Contoh Soal Literasi dan Numerasi SMA serta Kunci Jawabannya

Temukan link download contoh soal Literasi dan Numerasi SMA yang disertai dengan kunci jawabannya lengkap di sini.

13 Contoh Soal Literasi dan Numerasi SMA serta Kunci Jawabannya
Ilustrasi ujian SMA. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/nym.

tirto.id - Contoh soal Literasi dan Numerasi SMA bisa digunakan sebagai bahan belajar siswa Sekolah Menengah Atas yang akan mengikuti ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dengan materi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) tersebut.

Dikutip dari laman pusmendik.kemdikbud.go.id, Asesmen Nasional mengukur dua jenis literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi Matematika (Numerasi). Kedua literasi ini dipilih karena merupakan kompetensi dasar yang diperlukan oleh semua siswa, tanpa memandang profesi atau cita-cita masa depan mereka.

Dalam artikel ini akan dijabarkan sejumlah contoh soal Asesmen Nasional SMA, baik itu contoh soal Literasi SMA maupun contoh soal Numerasi SMA. Kedua contoh soal Literasi dan Numerasi SMA kelas 11 tersebut sudah disertai dengan kunci jawabannya.

Kumpulan Contoh Soal Literasi dan Numerasi SMA Kelas 11 serta Jawabannya

Literasi dan numerasi merupakan kompetensi yang harus dikembangkan di berbagai mata pelajaran.

Kemampuan membaca yang diukur oleh AKM Literasi harus dikembangkan tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga melalui pelajaran agama, IPA, IPS, dan lainnya.

Demikian pula, kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur oleh AKM Numerasi harus dikembangkan melalui berbagai pelajaran.

Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong semua guru mata pelajaran untuk fokus pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis.

Berikut ini kumpulan contoh soal Literasi dan Numerasi SMA sebagaimana dikutip dari laman pusmendik.kemdikbud.go.id.

A. Literasi Matematika

Untuk mengerjakan soal nomor 1 dan 2 silakan baca dengan seksama teks di bawah ini:

Perumahan Peduli Lingkungan Sehat

Perumahan Peduli Lingkungan Sehat adalah sebuah komplek perumahan yang minimalis, bersih, dan rindang. Perumahan ini memiliki tipe rumah 21, 36, dan 54. Harga dari tipe rumah 21 adalah Rp220.000.000,00. Sedangkan harga tipe rumah 21 dengan 36 memiliki selisih yang sama dengan harga tipe rumah 36 dan 54, yaitu Rp140.000.000,00. Pembelian rumah ini dapat dicicil dengan bunga yang dihitung berdasarkan nilai dari periode sebelumnya.

Perhitungan cicilan:

Harga rumah dikurangi uang muka (apabila ada) kemudian dikali dengan bunga (1 + persen bunga)waktu. Selanjutnya dibagi secara merata sesuai dengan jangka waktu cicilan.

1. Rumah tipe 21 akan dicicil selama 3 tahun. Berapakah perkiraan cicilan yang harus dibayar setiap tahun apabila sudah membayar uang muka sebesar Rp10.000.000,00?

  • A. Rp73.300.000,00.
  • B. Rp84.700.000,00.
  • C. Rp93.170.000,00.
  • D. Rp95.300.000,00.
  • F. Rp97.500.000,00.

Jawaban: (C) Rp93.170.000,00.

2. Seseorang ingin membeli rumah tipe 54 secarang langsung atau tanpa cicilan. Ia sudah menabung sebesar Rp10.000.000,00 pada bulan pertama dan rutin menambah tabungannya sebesar Rp7.000.000,00 setiap bulan selama 5 tahun untuk membeli sebuah rumah.

Berdasarkan kondisi tersebut, perhatikanlah pernyataan-pernyataan di bawah ini! Klik pada setiap pernyataan yang benar! Jawaban benar lebih dari satu!

  • A. Harga rumah tipe 54 adalah Rp260.000.000 juta lebih tinggi dari harga rumah tipe 21.
  • B. Tabungan selama 5 tahun adalah adalah Rp423.000.000,00.
  • C. Harga rumah tipe 54 adalah Rp500.000.000.
  • D. Seseorang tersebut masih harus menabung selama 10 bulan lagi untuk bisa membeli rumah tipe 54.

Jawaban: (B) Tabungan selama 5 tahun adalah adalah Rp423.000.000,00 dan (C) Harga rumah tipe 54 adalah Rp500.000.000.

Untuk mengerjakan soal nomor 3, 4, dan 2 silakan baca dengan seksama teks di bawah ini:

Pembuatan Gula Aren

Gula aren merupakan gula tradisional yang terbuat dari air nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Dalam proses pembuatan gula aren, air nira dimasak dan diaduk terus menerus sampai terkaramelisasi. Untuk sekali pemasakan seorang produsen dapat mengolah air nira sejumlah 5 liter dan memakan waktu 5 jam dengan api sedang. Dari 5 liter air nira yang dimasak hanya akan menyisakan 50 persen karamelisasi gula. Setelah gula berwarna coklat pekat dan masak, gula akan dicetak ke dalam cetakan batok kelapa berbentuk setengah bola.

Pengisian karamel gula aren ke dalam cetakan batok biasanya dilakukan sampai 80 persen dari volume yang dapat ditampung cetakan agar gula aren mudah diambil saat sudah mengeras. Agar menghasilkan 1 kg gula aren yang siap jual, pembuat membutuhkan sekitar 6 liter air nira saat musim kemarau. Dengan hasil gula yang sama, saat musim hujan air nira yang dibutuhkan sejumlah 8 liter karena saat musim hujan kadar air dalam nira akan lebih banyak.

3. Berapa banyak karamel gula yang dapat ditampung dalam satu cetakan batok?

  • A. 11,31 cm3.
  • B. 45,26 cm3.
  • C. 56,57 cm3.
  • D. 90,51 cm3.
  • E. 113,14 cm3.

Jawaban: (B) 45,26 cm3.

4. Pada musim kemarau, dalam sehari seorang pembuat gula aren mampu mengolah air nira menjadi gula sebanyak 6 kali pemasakan. Berilah tanda centang (√) pada setiap pernyataan berikut yang benar! Jawaban benar lebih dari satu!

  • A. Karamel gula yang dihasilkan dalam sehari adalah sebanyak 18 liter.
  • B. Gula aren yang mampu dihasilkan dalam sehari adalah sebanyak 5 kg.
  • C. Karamel gula aren yang dibutuhkan untuk menghasilkan 2 kg gula aren adalah sebanyak 6 liter.
  • D. Dalam 1 kg gula aren, gula aren yang dihasilkan adalah sebanyak 100 kepingan gula.

Jawaban: (B) Gula aren yang mampu dihasilkan dalam sehari adalah sebanyak 5 kg dan (C) Karamel gula aren yang dibutuhkan untuk menghasilkan 2 kg gula aren adalah sebanyak 6 liter.

5. Pada musim hujan, dalam sehari seorang pembuat gula aren dapat mengolah 32 liter air nira menjadi gula aren. Selama proses pengerasan gula dalam cetakan, normalnya gula aren dapat mengeras dalam waktu 1 jam di bawah terik matahari, akan tetapi ketika musim hujan gula membutuhkan waktu 3 kali lebih lama untuk mengeras.

Pilihlah benar atau salah dari setiap pernyataan berikut mengenai pembuatan gula aren!

  • A. Dalam sehari, pembuat gula aren membutuhkan 7 kali proses memasak air nira.
  • B. Jika pembuat mendapatkan pesanan gula aren sebanyak 10 kg, maka dalam 2 hari pesanan tersebut mampu diselesaikan.
  • C. Perkiraan total waktu yang dibutuhkan untuk mengolah 32 liter air nira menjadi gula yang siap jual adalah 38 jam.

Jawaban: A (Benar), B (Salah), C (Benar).

B. Literasi Membaca

Untuk mengerjakan soal nomor 1, 2, 3, dan 4 silakan baca dengan seksama teks di bawah ini:

Bunga Matahari dan Pertemuannya dengan Hangat

Ayahku sering dipanggil Pak Kebun. Ia orang yang ulet dan sabar. Terutama ketika merawatku. Ia sering bercerita mengenai bagaimana aku tumbuh. Suatu pagi, ia pernah menceritakan bagaimana aku lahir dari biji yang kecil. Kepalaku yang runcing ditancapkan di satu wadah yang bernama polybag. Di pagi yang lain, ia menceritakan bagaimana ia menungguku berkecambah hingga 10 senti atau memunculkan 4 helai daun. Selanjutnya aku dipindahkan ke tanah yang lebih luas.

Pernah suatu siang dia mengeluh sedikit mengenai susahnya aku diberi makan. Katanya aku harus disiram setiap hari. Rentan terhadap hama seperti fungi, serangga, dan bekicot. Aku harus ada dalam tanah campuran pupuk kandang. Perbandingannya yaitu 70 persen tanah, 30 persen pupuk kandang, dan tanah harus bekisar pH 6,0-7,5. Ribet deh katanya. Namun, ayah tetap sabar merawat dan menyayangiku tanpa kenal lelah.

Pengalaman berkesan adalah ketika ayah memperkenalkanku pada hangat. Pengalaman yang paling kuingat.

Kata ayahku, hangat adalah suatu hal yang patut disyukuri keberadaannya. Hangat merupakan kata yang muncul di doa-doanya setiap pagi. Kata ayah, aku akan mati jika hangat berubah menjadi panas maupun dingin. Tanpa hangat, aku tidak bisa hidup. Aku bertanya-tanya mengapa aku harus ada bersama hangat minimal 6-8 jam sehari. Ayah hanya tersenyum sambil memberi pupuk dan sedikit air untuk makan siang.

“Suatu saat nanti kamu akan mengerti. Untuk saat ini, sebut saja ia matahari,” begitu katanya.

Matahari, aku menyadari ada yang tumbuh dalam diriku setiap kamu datang memberi hangat. Menembus tanah dan daun basah, memberi makan. Mengangkat tunas-tunas, memekarkan bunga. Betapa senangnya aku.

Matahari, kamu baik hati. Hari-hari berlalu bagai angin. Selama itu pula kamu selalu ada bagaikan sahabat. Kamu mendengarkan aku menyerocos setiap hari. Tentang ini, tentang itu, tentang begini, begitu. Tak pernah sekalipun keberadaanmu ingin aku lewatkan. Aku selalu ingin mendekat. Ayah kadang tertawa melihatku mengikutimu kemanapun engkau pergi. Sedikit-sedikit menengok, melihat kanan-kiri, seakan aku bisa kehilanganmu sewaktu-waktu. Betapa dekatnya kita. Walau engkau di atas nun jauh di sana.

Matahari, terima kasih sudah menjagaku agar tetap ada. Tak terasa seratus hari lebih sudah kita lewati bersama. Kini aku sudah 160 cm, hampir setinggi ayahku. Daun-daunku berwarna hijau. Wajahku besar dihiasi mahkota kuning, mirip dengan warna hangat yang rutin kamu beri. Terima kasih sudah menemaniku dengan sabar selama ini. Mungkin di atas sana terasa sepi. Namun, aku harap kamu tahu bahwa di sini, aku dan teman-temanku mengucap syukur atas keberadaanmu setiap hari. Kami berlomba-lomba untuk mendapat kesempatan memandangmu sedikit lebih dekat. Terima kasih Matahari. Terima kasih Tuhan atas berkah yang diberikan pada kami, makhluk ciptaan-Mu.

1. Jika Pak Kebun ingin mencari wadah yang tepat untuk menanam bunga matahari, kata kunci yang dapat dimasukkan dalam laman pencarian adalah...

Jawaban: Polybag.

2. Bagaimana Pak Kebun menceritakan proses tumbuhnya Bunga Matahari?

  • A. Terlahir dari biji yang tidak terlalu kecil, tumpul, dan harus ditanam jauh di dalam tanah.
  • B. Dijaga baik-baik karena ia rentan terhadap hama, tetapi tidak harus disiram setiap hari.
  • C. Tidak harus selalu dijemur di bawah matahari karena Bunga Matahari tidak tahan panas.
  • D. Harus dipindahkan ke tanah yang lebih luas setelah berkecambah 10 senti atau muncul 4 helai daun.
  • E. Harus ada dalam tanah campuran pupuk kandang dengan perbandingan 70 persen pupuk kandang, 30 persen tanah.

Jawaban: (D) Harus dipindahkan ke tanah yang lebih luas setelah berkecambah 10 senti atau muncul 4 helai daun.

3. Berdasarkan teks cerita, bagaimana tokoh si bunga matahari sebelum dan sesudah ia mengenal matahari?

Klik pada pilihan Sesuai atau Tidak Sesuai untuk setiap pernyataan berdasarkan isi teks!

  • A. Awalnya Bunga Matahari bingung akan penjelasan Pak Kebun mengenai matahari. Setelah Bunga Matahari merasakan hangatnya cahaya matahari, ia berterima kasih
  • B. Bunga Matahari tidak menyadari matahari selalu ada untuk merawatnya hingga ia besar. Hal itu karena ada Pak Kebun yang menyayanginya dengan tulus.
  • C. Pertama kali merasakan hangatnya cahaya matahari muncul rasa bahagia. Setelah seratus hari dan tingginya 160 cm, Bunga Matahari merasa bersyukur.

Jawaban: A (Sesuai), B (Sesuai), C (Tidak Sesuai).

4. Bagaimana Bunga Matahari menggambarkan Si matahari dalam cerita? Klik pada setiap pilihan jawaban benar! Jawaban benar lebih dari satu.

  • A. Matahari itu sabar menemaniku tumbuh besar.
  • B. Sebagai sahabat yang rajin merawatku setiap hari.
  • C. Matahari selalu tepat waktu untuk memberi kehangatan.
  • D. Kedermawanannya memberi tanpa meminta balasan.

Jawaban: (A) Matahari itu sabar menemaniku tumbuh besar, (C) Matahari selalu tepat waktu untuk memberi kehangatan, (D) Kedermawanannya memberi tanpa meminta balasan.

Untuk mengerjakan soal nomor 5, 6, 7, dan 8 silakan baca dengan seksama teks di bawah ini:

Erau: Sukacita Masa Panen Masyarakat Kutai

Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) adalah salah satu bukti dari kekayaan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Festival ini merepresentasikan Indonesia lewat kearifan lokal serta antusiasme masyarakat terhadap budaya yang dimilikinya. Erau merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas melimpahnya hasil panen di Kalimantan Timur khususnya di Tenggarong. Tradisi Erau ini juga biasanya dilakukan sekali dalam setahun pada bulan Juni. Tujuan dilaksanakannya upacara ini sebagai bentuk rasa syukur mereka dengan hasil panen yang berlimpah. Istilah "erau" berasal dari kata "eroh" yang dalam bahasa Melayu Kutai Tenggarong bermakna riuh, ribut, penuh sukacita, dan keramaian pesta ria, secara umum dapat dimaknai sebagai pesta rakyat. Dahulu perhelatan ini berlangsung selama 40 hari 40 malam dan diikuti oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi sekarang hanya dilakukan sehari saja dengan menyeberangi sungai Mahakam menuju Ibukota Kesultanan yang kini menjadi Pulau Kumala. Dalam prosesi mengulur naga ini dua ekor replika naga yaitu naga laki dan naga bini dibawa menyusuri sungai Mahakam dan berakhir di Kutai Lama, Anggana.

Bebarengan dengan prosesi tersebut di depan museum Mulawarman beberapa ritual kebudayaan dilaksanakan seperti beumban yaitu Sultan dibaringkan di atas sebuah kasur (tilam) berbungkus kain kuning. Tubuh Sultan kemudian diselimuti dengan sehelai kain kuning. Kepala Sultan menghadap ke arah utara dan kakinya berada di selatan. Di atas tilam tersebut, diletakkan beberapa perlengkapan ritual, antara lain bantal, guling, penduduk (paket sesajian yang merepresentasikan manusia secara utuh), dan lilin yang menyala di masing-masing sudut tilam. Ritual ini berlangsung di Ruang Stinggil (Siti Hinggil), Keraton Kutai.

Seorang sesepuh dari kalangan kerabat Kesultanan akan memimpin ritual ini. Ia akan mengambil bunga pinang dan mengusapkannya ke atas kain kuning yang dibentangkan oleh empat orang kerabat lainnya. Bunga pinang diusapkan dari kepala ke lutut sebanyak satu kali. Hal ini diulangi sebanyak dua kali dengan posisi Sultan menghadap ke kanan (barat) dan ke kiri (timur). Selanjutnya, Sultan akan kembali telentang lalu duduk menghadap ke timur.

Setelah itu, dilanjutkan dengan begorok yaitu Sultan duduk di atas balai bambu kuning (haur kuning) yang memiliki 41 tiang. Posisi Sultan menghadap ke timur. Di atas kepala Sultan, dibentangkan kain kirab tuhing yang kemudian akan dibolak-balikkan oleh dua orang pangkon (abdi dalem) sebanyak dua kali. Dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (pria pengabdi ritual) akan mengucapkan mantra (memang) lalu melakukan ritual tepong tawar kepada Sultan. Mereka memercikkan air keramat ke beberapa anggota tubuh Sultan dan Sultan akan mengerik kening serta alisnya dengan uang logam.

Kemudian dilaksanakan rangga titi yaitu Sultan dengan diiringi rombongan Keraton menuju ke dermaga. Prosesi ini kemudian dilanjutkan seperti rangkaian pada begorok. Sultan duduk di atas balai bambu, diapit oleh tujuh pangkon laki dan bini. Dewa dan belian mengucapkan mantra dan melakukan ritual tepong tawar. Sultan lalu memasukkan bunga pohon pinang ke dalam guci (molo) berisi air Kutai Lama yang dibawa dari iring-iringan ngulur naga, kemudian memercikkan air tersebut ke empat penjuru mata angin yang dilanjutkan dengan memercikkan air dengan tangannya kepada para kerabat serta hadirin. Percikan air kepada para hadirin tersebut, menjadi tanda dimulainya acara belimbur. Dulu warga menggunakan air dan akan turun ke sungai Mahakam, namun kini panitia Festival Erau membuat aturan bahwa air yang digunakan untuk ‘belimbur’ haruslah air bersih. Belimbur hakikatnya adalah membersihkan diri dari pengaruh jahat sehingga kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah.

5. Dalam pelaksanaan Erau terdapat proses Belimbur. Bagaimana pelaksanaan Belimbur yang dilakukan oleh masyarakat pada saat ini?

  • A. Pelaksanaan limbur atau Belimbur dahulu dilakukan oleh semua masyarakat di sungai Mahakam, namun saat ini diwakilkan oleh para tetua atau orang-orang yang memiliki posisi penting di daerahnya.
  • B. Belimbur tetap diadakan di lapangan besar seperti dahulu dan orang-orang akan berkumpul untuk mendapatkan percikan air yang diguyurkan oleh pemuka adat sebagai bentuk berkah.
  • C. Proses belimbur pada festival Erau dilakukan di hari lain setelah upacara adat selesai dilaksanakan untuk memeriahkan acara hiburan berbeda dengan dahulu belimbur dilakukan di hari yang sama.
  • D. Masyarakat melakukan ritual belimbur menggunakan air yang bersih baik dengan cara dipercikkan atau masuk ke mata air, berbeda dengan saat dahulu harus masuk ke sungai Mahakam.
  • E. Kegiatan belimbur saat ini hanya diperbolehkan dengan menyiram air dan tidak diperkenankan masuk ke mata air meskipun dalam keadaan bersih karena dinilai berbahaya bagi keselamatan.

Jawaban: (D) Masyarakat melakukan ritual belimbur menggunakan air yang bersih baik dengan cara dipercikkan atau masuk ke mata air, berbeda dengan saat dahulu harus masuk ke sungai Mahakam.

6. Setelah membaca teks mengenai festival Erau yang ada di Tenggarong, Kalimantan Timur. Apa saja fakta menarik yang dapat kalian temukan dalam teks? Klik pada setiap pilihan jawaban benar! Jawaban benar lebih dari satu.

  • A. Proses yang dilaksanakan dalam festival Erau yaitu beumban, berogok, rangga titi, dan diakhiri dengan belimbur.
  • B. Penggunaan ornamen berwarna kuning yang digunakan untuk upacara inti dalam upacara Erau melambangkan kebersamaan.
  • C. Naga yang digunakan dibuat dengan warna yang meriah untuk melambangkan suka cita dan kemeriahan upacara Erau.
  • D. Naga laki dan bini yang digunakan dalam proses mengulur naga dibawa menyusuri Sungai Mahakam hingga Kutai Lama.

Jawaban: (A) Proses yang dilaksanakan dalam festival Erau yaitu beumban, berogok, rangga titi, dan diakhiri dengan belimbur dan (D) Naga laki dan bini yang digunakan dalam proses mengulur naga dibawa menyusuri Sungai Mahakam hingga Kutai Lama.

7. Festival Erau dilaksanakan dengan serangkaian proses yang panjang, di antaranya sultan harus melalui proses beumban dan berogok.

Bagaimana perbedaan posisi sultan saat melakukan kedua rangkaian upacara tersebut? Klik pada pilihan Benar atau Salah untuk setiap pernyataan berdasarkan isi teks!

  • A. Pada saat beumban, posisi sultan ditidurkan dan diselimuti dengan sehelai kain kuning, sedangkan pada saat begorok posisi sultan duduk di atas balai bambu.
  • B. Posisi sultan saat begorok telentang lalu duduk menghadap ke timur dan pada saat beumban menghadap ke kanan (barat) dan ke kiri (timur) sebanyak dua kali.
  • C. Kepala sultan menghadap ke arah utara dan kakinya berada di selatan pada saat beumban, sedangkan pada saat begorok sultan hanya menghadap ke arah timur.

Jawaban: A (Benar), B (Salah), C (Benar).

8. Artikel mengenai berbagai upacara adat di tiap daerah banyak ditemukan di internet. Jika dibandingkan dengan artikel-artikel yang sudah kalian baca, bagaimana kelengkapan informasi yang disajikan untuk menguraikan proses upacara Erau di Kalimantan Timur?

Klik pada pilihan Setuju atau Tidak Setuju untuk setiap pernyataan berdasarkan isi teks!

  • A. Tujuan diadakannya festival Erau di Kalimantan Timur tidak dijelaskan dalam teks padahal itu merupakan informasi penting.
  • B. Tidak menyertakan informasi mengenai makna setiap proses beumban, begorok, dan juga rangga titi yang dilalui oleh sultan.
  • C. Warna-warna yang dominan seperti warna kuning tidak dijelaskan detail penggunaannya seperti makna dan lambang dalam upacara.

Jawaban: A (Tidak Setuju), B (Setuju), C (Setuju).

Link Download Contoh Soal Literasi dan Numerasi SMA serta Jawabannya

Contoh soal Literasi dan Numerasi SMA sangat dibutuhkan oleh peserta Asesmen Nasional sebagai bahan pembelajaran untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ANBK. Kemendikbud juga telah menyediakan berbagai soal latihan bagi siswa sebelum menghadapi ujian.

Berikut disajikan beberapa link download contoh soal Literasi dan Numerasi SMA yang bisa diunduh siswa sebagai bahan belajar jelang ujian.

Link Download Contoh Soal Literasi dan Numerasi SMA serta Jawabannya

Link Download Contoh Soal Asesmen Nasional SMA dan Jawabannya

Link Download Contoh Soal Literasi dan Numerasi SMA kelas 11 dan Jawabannya

Link Download Contoh Soal Asesmen SMA dan Jawabannya

Baca juga artikel terkait ANBK atau tulisan lainnya dari Ririn Margiyanti

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ririn Margiyanti
Penulis: Ririn Margiyanti
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Ibnu Azis