Menuju konten utama

Contoh Doa Tobat dalam Agama Katolik dan Makna Pertobatan

Contoh doa tobat pribadi dalam agama Katolik dan makna pertobatan.

Contoh Doa Tobat dalam Agama Katolik dan Makna Pertobatan
Ilustrasi Berdoa Agama Kristen dan Katolik. foto/istockphoto

tirto.id - Selama masa pandemi COVID-19, Kongregasi llahi untuk Sakramen dan Ibadat hingga Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) memutuskan untuk menunda pemberian Sakramen Tobat hingga waktu yang belum bisa dipastikan.

Kendati begitu, KAJ telah menyiapkan dokumen berisi anjuran cara menyiapkan diri menyambut kasih Allah melalui Doa Tobat Pribadi yang ditujukan kepada semua umat Katolik.

Dikutip dari laman St. Yohanes Bosco, hal terpenting dari Doa Tobat Pribadi adalah umat Katolik diminta untuk senantiasa selalu menyadari, mengakui, menyesali, mohon ampun, dan berniat untuk tidak berbuat dosa lagi.

Umat Katolik juga diminta agar senantiasa menghidupi cara hidup yang baru. Lantas, apa itu sakramen tobat yang bisa didaraskan melalui Doa Tobat Pribadi?

Arti Doa Tobat Pribadi dalam Agama Katolik

Dalam agama Katolik, ada dua sakramen penyembuhan. Salah satu dari dua sakramen penyembuhan itu adalah sakramen pengampunan dosa atau rekonsiliasi.

Sakramen pengambunan dosa didefinisikan sebagai sakramen penyembuhan rohani dari seseorang yang telah dibaptis dan terjauhkan dari Allah karena telah berbuat dosa.

Menurut laman resmi KAJ, dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Bila manusia melakukan berarti, mereka telah menjauhkan diri dari Tuhan.

Dosa dilakukan secara sadar, dengan sengaja (diinginkan), dan dalam keadaan bebas. Dosa akan berakibat merugikan orang lain, dirinya sendiri, dan merusak hubungannya dengan Tuhan.

Bila melakukan dosa, akibatnya manusia akan kehilangan rahmat Allah yang pernah ia terima dari sakramen baptis. Pasalnya, dosa ikut mengotori kesucian Gereja Kristus.

Lantas, relasi dengan sesama juga akan ikut rusak. Dengan pertobatan, maka manusia akan disebut berdamai kembali dengan Allah, Gereja, dan sesama.

Melalui mereka yang memiliki kuasa para rasul, gereja bertindak sebagai saluran rahmat pengampunan dan pendamaian Allah dalam sakramen pengakuan dosa atau sakramen tobat.

Hal terpenting dari sakramen tobat bukan sekedar rasa sesal dan air mata, melainkan “metanoia” atau perubahan hati dan seluruh sikap hidup.

Dalam hal ini, Allah meminta agar manusia memiliki niat baik dan usaha pertobatan yang dilakukan manusia. Pasalnya, Allah selalu siap menerima orang yang bertobat.

Melalui doa tobat pribadi, umat Katolik diajak untuk tetap menyesali setiap dosa yang diperbuat meski kini Kongregasi llahi untuk Sakramen dan Ibadat hingga Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) memutuskan untuk menunda pemberian Sakramen Tobat hingga waktu yang belum bisa dipastikan.

Persiapan Doa Tobat Pribadi dalam Agama Katolik

Sebelum memulai Doa Tobat Pribadi, cari ruang tertutup yang sepi, siapkan hati, kitab suci, salib dan lilin. Kemudian, mulailah dengan melakukan hal-hal berikut:

1. Memeriksa suara hati secara teratur dan menyeluruh;

Apapun caranya, yang terpenting adalah menempatkan diri dalam belas kasih Allah.

2. Nyatakan dosa kita dengan jelas, singkat, tulus, dan lengkap;

  • Jelas : Sebutlah dosa dengan sebutan yang sebenarnya dan jangan mengambil banyak waktu untuk mengucapkannya.
  • Singkat : Jangan bertele-tele dan mencari-cari penjelasan ataupun alasan.
  • Tulus : Anda harus benar-benar merasa menyesal. Terkadang manusia tidak merasa menyesal - tidak apa - apa, selama telah mencoba. Hanya dengan hadir untuk melakukan pengakuan dosa, umat Katolik tahu bahwa jauh di lubuk hati terdalam kita, kita menyesal.
3. Jangan takut untuk mengakui semuanya. Ingatlah tujuan doa tobat ini, yaitu pendosa mencari pengampunan untuk berbaikan kembali dengan Tuhan dan Gereja-Nya.

Contoh Doa Tobat Pribadi dalam Agama Katolik

Berikut ini contoh doa tobat yang bisa didaraskan sebagai Doa Tobat Pribadi.

1. Doa sebelum pemeriksaan batin

Datanglah, O Roh Kudus, ke dalam jiwaku, dan bantulah aku mengetahui dosa-dosaku, menyesali semua dosaku dan mengakukannya dengan kerendahan hati, agar aku dapat menikmati pengampunan Allah Bapa.

Dengan terangMu, terangi kegelapan pikiranku. Dengan api RohMu, hangatkan dinginnya hatiku, Dengan kasihMu, isilah aku dengan cinta dan kekuatan, sehingga aku dapat menyadari kesalahan yang kuperbuat dan kebaikan yang gagal kulakukan.

Tolong aku agar sungguh bertobat. dan kuatkan niatku untuk menghindari dosa-dosa di kemudian hari, dan untuk hidup dalam cintaMu, damaiMu dan sukacitaMu. Amin.

2. Pemeriksaan batin

Pemeriksaan Batin adalah bagaikan berhenti melangkah dan menengok gambaran hidup manusia dan memperbandingkannva dengan pola hidup Yang dikehendaki Tuhan.

Ingatkah ketika Ansa masih kanak-kanak, biasa menjiplak gambar. Menjiplak membantu Anda untuk belajar menggambar. Dalam pemeriksaan batin, umat Katolik menengok ke belakang dan dengan jujur dan menilai bagaimana mereka telah berusaha hidup sesuai pola yang ditetapkan Tuhan dan tinggal dalam batas-batas tersebut.

Umat Katolik merefleksikan kemajuan vang telah dicapai sejak pengakuan dosa yang terakhir berkenaan dengan kelemahan-kelemahan, pelanggaran-pelanggaran, pencobaan -pencobaan, dan dosa-dosa di masa laiu.

Maka itu, sebaiknya umat Katolik mengenali dosa-dosa ringan - dosa-dosa ringan ini melemahkan persahabatannya dengan Tuhan - dari dosa - dosa berat dosa - dosa yang memutuskan persahabatan dengan Tuhan.

Dalam firman-Nya Yesus bersabda, "barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya

perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata. bahwa perbuatanperbuatannya dilakukan dalam Allah." (Yoh 3:20-21).

3. Merenungkan Kitab Suci

Umat beriman memeriksa batin berdasarkan apa yang dipaparkan dalam perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-32), karena proses pengakuan dosa adalah sama seperti perumpaan anak yang hilang.

4. Menyebutkan dosa-dosa yang memberatkan dalam batin

Dalam bagian ini, Umat Katolik diminta untuk menyebutkan dosa-dosa yang memberatkan dalam batinnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan doa tobat.

5. Doa tobat

Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku, sungguh patut aku Engkau hukum, terutama sebab aku telah menghina Engkau, yang mahamurah dan mahabaik bagiku.

Aku benci atas segala dosaku dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku

dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah, ampunilah aku, orang berdosa. Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra