Menuju konten utama
Kewirausahaan

Contoh Analisis SWOT Usaha Kecil Makanan Ringan

Apa contoh analisis SWOT usaha kecil makanan ringan? Penjelasan lengkapnya akan dibahas di artikel berikut ini.

Contoh Analisis SWOT Usaha Kecil Makanan Ringan
ilustrasi kerjasama bisnis. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Analisis SWOT merupakan alat yang penting dalam dunia bisnis. Tujuan penerapan analisis SWOT adalah untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usaha.

Analisis SWOT bisa diterapkan dalam berbagai jenis bidang usaha, termasuk usaha kecil makanan ringan. Sama seperti jenis usaha lainnya, usaha kecil makanan ringan tetap memerlukan penilaian komprehensif terkait berbagai faktor yang memengaruhi bisnisnya.

Penilaian ini diterapkan untuk meningkatkan peluang dan meminimalisir risiko usaha sehingga bisnis bisa berjalan secara efektif dan berkelanjutan.

Tujuan Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), dan threat (ancaman). Keempat komponen tersebut dapat memengaruhi bisnis.

Sesuai dengan namanya, analisis SWOT bertujuan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usaha sehingga pengusaha dapat menentukan strategi bisnis selanjutnya.

Menurut Modul Jadi Pengusaha Mandiri (2020) terbitan LMS pada Kemendikbud tujuan analisis SWOT ada beragam, termasuk:

    • Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat memengaruhi bisnis.
    • Menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
    • Menemukan solusi dari kelemahan dan ancaman sehingga usaha bisa terus berkembang.
    • Memahami situasi bisnis terkini dan posisi perusahaan.
    • Membantu perusahaan untuk tetap fokus pada tujuan dan visi mereka.
    • Mengendalikan biaya yang tidak efisien atau mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijak.

Cara Membuat Analisis SWOT

Cara membuat analisis SWOT adalah dengan mengidentifikasikan berbagai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi usaha.

Faktor-faktor tersebut kemudian dikategorikan lagi apakah termasuk kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman.

Menurut Nurfiani Sri Hattari dalam Prakarya dan Kewirausahaan (2020) faktor internal yang tergolong dalam SWOT adalah kekuatan dan kelemahan.

Sementara itu, peluang dan ancaman tergolong sebagai faktor eksternal. Cara yang dapat dilakukan untuk menemukan faktor internal dan eksternal SWOT bisa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

    • Apa kelebihan atau strength internal perusahaan?
    • Apa kelemahan atau weakness yang dapat menghambat kinerja usaha?
    • Apa peluang atau opportunity yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan perusahaan?
    • Apa ancaman atau threat yang berpotensi merugikan perusahaan?
Setelah mengenali empat indikator SWOT itu, pelaku usaha kemudian dapat menanyakan pertanyaan lanjutan sebagai berikut:

    • Bagaimana kekuatan perusahaan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan atau peluang yang ada?
    • Bagaimana cara mengatasi kelemahan yang berpotensi menggagalkan perusahaan mendapatkan peluang di masa depan?
    • Bagaimana memaksimalkan kekuatan perusahaan untuk menghadapi ancaman dari luar?
    • Bagaimana mengatasi kelemahan yang mengancam perusahaan dari dalam agar tidak menciptakan ancaman baru?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas nantinya dapat dijadikan rujukan untuk analisis SWOT. Analisis ini tergolong efektif karena melihat suatu perusahaan dari empat sudut pandang berlainan.

Contoh Analisis SWOT Usaha Kecil Makanan Ringan

Usaha makanan ringan adalah bentuk usaha kecil yang bisa menerapkan analisis SWOT. Contoh analisis SWOT dalam usaha kecil makanan ringan bisa digambarkan lewat gambaran usaha sebagai berikut:

Pak Tirto membuka bisnis makanan ringan keripik sayuran kering di Yogyakarta. Berdasarkan analisa SWOT, ia menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usahanya, yaitu:

Strength (kekuatan)Weakness (kelemahan)
    • Lokasi usaha strategis.
    • Sudah memiliki beberapa pelanggan loyal.
    • Proses produksi mudah dan sederhana
    • Produk berkualitas dan terjamin kebersihannya.
    • Ketersediaan bahan baku melimpah
    • Produk sudah mendapatkan izin edar dari BPOM dan sertifikat halal MUI.

    • Merek keripik sayurannya kurang dikenal.
    • Modal usaha terbatas.
    • Kemasan kurang menarik.
    • Belum aktif dalam kegiatan promosi.
    • Belum memiliki sumber daya manusia yang terampil dalam manajemen usaha.
    • Pengelolaan keuangan dan pembukuan masih belum rapi.
Opportunity (peluang)Threat (ancaman)
    • Target pasar di Yogyakarta sangat luas karena padat penduduk dan sering dikunjungi wisatawan dan pelajar.
    • Media sosial yang marak digunakan berpeluang menjadi platform pemasaran yang efektif
    • Bahan baku keripik sayuran mudah diperoleh dari sekitar wilayah Yogyakarta.
    • Ada kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan UMKM.
    • Tren gaya hidup sehat dan vegetarian sedang ramai di masyarakat.
    • Akses bahan bakumudah diperoleh dari sekitar wilayah Yogyakarta.
    • Harga bahan baku terus naik.
    • Banyaknya usaha keripik sayuran sejenis dengan harga lebih murah.
    • Kualitas bahan baku yang tidak menentu.
    • Adanya diversifikasi produk jajanan yang lebih menarik.
    • Tren makanan di masyarakat terus berubah-ubah.

Baca juga artikel terkait KEWIRAUSAHAAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno