tirto.id - Jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang pada 29 Oktober lalu tidak saja menorehkan cerita soal evakuasi korban, pemulihan keluarga korban dari trauma, dan penyelidikan jatuhnya pesawat. Tapi juga cerita tentang cinta yang terjalin antara Intan Indah Syari dengan Rio Nanda Pratama.
Rio ialah satu dari 181 penumpang korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Rio tercatat dalam manifest nomor 116. Sehari-hari Rio bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang. Ia menumpang pesawat nahas tersebut usai menghadiri seminar di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.
Selain untuk kembali bekerja, kepulangan Rio ke Pangkalpinang pada Senin itu juga untuk mempersiapkan rencana pernikahannnya dengan Intan Indah Syari. Rencananya dua sejoli ini akan melangsungkan pernikahan pada Ahad 11 November 2018. Nahas sebelum hari H tiba maut keburut menjemput Rio.
Intan sempat menceritakan kepada Tirto soal komunikasi terakhirnya dengan Rio sebelum sang calon suami menaikin pesawat. Dengan bercanda Rio berucap: "Mama harus tetap pakai baju akad yang dipilih oleh calon suami, dengan pokoknya dandan yang cantik terus pakai mawar putih yang segar, terus jangan lupa kirimin foto mama ke WA," kata Intan saat menirukan ucapan Rio.
"Saya marah. Kok ngomongnya kaya begitu. Aku enggak suka," kata Intan.
Sheila Pebriana, pemilik Adiela Organizer yang mengurus persiapan pernikahan Rio dan Intan mengatakan persiakan pernikahan kedua mempelai sudah mencapai 90%. “Jadi saya merasa ini tu sudah sedikit lagi mau kami realisasikan, karena Rio dan Intan sendiri pun sudah datang ke tempat saya buat fitting baju," ujar Sheila.
"Tinggal nunggu hari H, dan ternyata tidak bisa kami realisasikan untuk keinginan Rionya.”
Intan dan Rio sudah mempersiapkan rencana pernikahan sejak awal tahun 2018. Rencananya pernikahan akan dilangsungkan pada Juli 2018 lalu. “Kemudian Maret itu dia datang ke tempat saya. Rencananya di bulan Juli, tapi ternyata harus diundur karena sesuatu dan lain hal. [Lalu diundur jadi bulan November] tanggal 11 untuk akadnya, tanggal 23 untuk resepsinya,” ujar Sheila.
Setelah sempat dibatalkan, akhirnya 3 hari jelang tanggal 11 November 2018 Intan kembali menghubungi Sheila. Tanpa berpikir panjang, Sheila langsung mengiyakan permohonan Intan sebagai bentuk penghormatan pada Rio.
Sheila pun menceritakan bahwa proses pemotretan terasa berat. Untuk itu, saat pemotretan tak ada yang membahas tentang Rio, sebab Sheila melihat bahwa Intan sangat menahan tangisnya.
Dukungan untuk Tetap Kuat
Pada tanggal 11 November 2018, Intan hanya diam kala sang perias memoles wajahnya. Ia enggan bicara dan tak berselera makan minum. Memutuskan untuk tetap mengenakan gaun pernikahan di hari akad memang bukan hal yang mudah bagi Intan. Awalnya Intan sempat mengurungkan niat itu. Ada yang ganjil dalam benaknya saat harus mengenakan gaun pengantin tanpa didampingi pasangan.
“Sebenarnya saya [sempat] mengurungkan niat saya mau pakai baju (pengantin) itu. Pasti gimana ya mbak, bukan seperti kebanyakan orang yang pakai baju itu (pengantin) didampingi sama suaminya dan saya harus mengenakan baju itu sendiri," kata Intan.
"Saya juga setengah mati harus menahan segala rasa sakit di hati, perasaan berkecamuk, rasanya mau pingsan, tapi saya nggak boleh kayak gini, saya harus buat dia bahagia sampai akhir."
Namun berkat dukungan teman, sahabat, dan keluarga Intan akhirnya mengabulkan permohonan terakhir belahan jiwanya. Di depan teman-teman dan keluarga Rio, Intan pun berusaha terlihat tegar.
“Senyuman itu saya persembahkan untuk calon suami saya, dan untuk keluarganya, dan adiknya. Karena di depan saya ada adiknya, kalau saya nangis, gimana perasaan adiknya ngelihatin saya," ujar Intan.
Berusaha tampil tegar depan keluarga dan sahabat juga jadi usaha Intan memberi pesan kepada adik perempuan Rio. Seorang perempuan, kata Intan, harus kuat dan tegar. "Pokoknya kita sebagai wanita nggak boleh terlihat lemah di depan laki-laki, kita harus kuat, kita harus tegar," kata Intan.
Hal lain yang mendorong Intan untuk tetap tegar adalah dukungan dari keluarga Rio Nanda Pratama. Sebab Intan menyadari bahwa keluarga dari korban lebih terpukul daripada dirinya, sehingga dia harus lebih kuat dari mereka.
“Jadi ibunya enggak sanggup kalau ngelihat, jadi ibunya sempat video call sama saya, kemudian bibi-bibinya juga sempat video call, itu pada nangis semua. Video call aja nangis mbak, apalagi kalau lihat langsung. Jadi adiknya yang datang. Bapaknya juga waktu jemput adiknya, enggak sanggup liatin saya, Cuma nunduk saja,” ujar Intan.
Intan sempat mengunggah foto-foto dirinya mengenakan gaun pengantin di akun Instagram. Foto-foto itu kemudian menjadi viral dan sudah per tanggal 14 November pukul 11.09 WIB disukai 5643 kali.
Intan mengenang salah satu alasan mengapa Rio akhirnya memilih ia sebagai istri. Di mata Rio Intan adalah wanita yang kuat. Tak salah jika kemudian Rio memilihnya sebagai teman hidup.
“Saya 'kan harus kuat, pesan terakhir almarhum juga dia bilang, beruntung sekali dapetin saya. Dia bilang, ‘saya enggak salah pilih kamu, kamu wanita kuat yang memang diciptakan Allah untuk saya, terimakasih sudah mengisi hari-hari saya," kenang Intan. "Saya juga enggak tahu kalau pesan-pesan dia itu pesan-pesan terakhirnya.”
Penulis: Widia Primastika
Editor: Jay Akbar