tirto.id - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Chappy Hakim menilai pemerintah selama ini salah langkah dalam berupaya menyelesaikan mahalnya harga tiket pesawat.
Menurut Chappy, kesalahan itu terlihat jelas dari absennya upaya pemerintah untuk terlebih dahulu melakukan investigasi terkait apa yang sebenarnya menjadi penyebab keluhan masyarakat ini.
"Tidak fair. Solusi di setiap bidang penyelenggaraan penerbangan dia harus berdasar pada investigasi analisis. Ini gak bisa dilihat satu sisi aja. Munculnya batas atas mahal itu solusi yang tidak berdasarkan audit investigasi," ucap Chappy dalam diskusi bertajuk 'Polemik Harga Tiket Pesawat: Perspektif Hukum, Bisnis, dan Investasi' di Hotel Sari Pacific, Jumat (9/8/2019).
Chappy juga mengatakan, masalah harga tiket mahal ini sebenarnya hanya gunung es yang tidak banyak diketahui masyarakat, bahkan pemerintah.
Chappy juga mencontohkan pada tahun 2015 pemerintah pernah salah langkah ketika menghadapi padatnya bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, Banten.
Pada waktu itu, ia menyebutkan pemerintah sama sekali tak melakukan audit dan justru mengambil tindakan untuk memindahkan sebagian penerbangan ke Bandara Halim di Jakarta.
Padahal katanya meskipun Bandara Halim terkesan kosong, sebenarnya cukup sibuk juga. Sebab di bandara itu, aktivitas TNI angkatan udara masih berjalan seperti memelihara pesawat sampai latihan.
Namun, ternyata pemerintah seolah mengentengkan masalah dan memindahkan tanpa ada kejelasan rencana jangka panjang. Alhasil ia tidak heran suatu saat ada kecelakaan.
"Judulnya optimalisasi Bandara Halim. Cantik sekali judulnya. Ini keliru solusi tanpa investigasi dan bahan bandingan. Ukuran sibuk-tidaknya bandara sipil dan militer itu beda," ucap Chappy.
"Itu terjadi maka dalam beberapa bulan ada tabrakan pesawat di Halim," imbuh Chappy.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali