tirto.id - Mantan Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu mengaku akun twitter miliknya mengunggah 7 twit yang menyudutkan Ustaz Abdul Somad (UAS) ketika diretas oleh orang yang tidak dikenal.
Menurut Said, peretasan terjadi ketika ia menonton langsung Debat Kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu malam kemarin.
Saat itu, kata Said, sinyal di lokasi debat berlangsung diacak sehingga ia tidak bisa mengakses akun media sosial miliknya. Hal ini sebenarnya biasa terjadi untuk pengamanan lokasi yang didatangi presiden. Namun, kata dia, akun twitternya tak bisa diakses meski dirinya sudah keluar dari lokasi debat.
“Saat saya nonton debat, akun twitter saya diambil alih orang lain karena mereka tahu sinyal di-jammed. Saat saya keluar lokasi usai debat, ternyata twitter saya [tetap] tidak bisa diakses,” ujar dia di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/4/2019).
Said menambahkan, pada sekitar pukul 23.00 WIB, Sabtu malam kemarin, akun twitter miliknya mengunggah twit yang menyudutkan UAS.
“Ada enam sampai tujuh cuitan yang menjelek-jelekkan ustaz,” ujar Said.
Kemudian, kata dia, tim IT membantu menelusuri peretasan itu hingga pukul 05.00 WIB, Minggu pagi. Namun, kata Said, sampai sekarang, dia belum bisa mengakses akun twitter @saididu.
“Akun saya sudah dikuasai orang lain,” kata dia.
Sementara akun Facebook miliknya yang juga sempat diretas telah bisa ia akses kembali.
Said menambahkan akun WhatsApp (WA) miliknya juga pernah diretas dan dikuasai orang tidak dikenal selama 10 jam pada dua pekan lalu. Saat ini, akun itu sudah berhasil ia akses kembali.
Said menduga peretasan akun miliknya terjadi karena ia kerap membongkar kebohongan usai debat pilpres.
“Saya menduga karena akun saya itu spesialis membongkar kebohongan publik usai debat. Setiap debat capres, saya akan ungkap kebohongan dalam debat tersebut,” jelas dia.
Dia curiga peretasan dilakukan agar dirinya tidak bisa lagi membongkar dugaan kebohongan publik.
“Saya bukan anggota parpol, tapi saya menggunakan akal sehat untuk membuka kebohongan publik via media sosial, sehingga akun saya harus dihentikan,” kata dia.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom