tirto.id - Polisi telah menangkap pelaku penembakan massal di klub LGBTQ Colorado Springs, negara bagian Amerika Serikat pada Sabtu, 20 November 2022 malam waktu setempat.
Tersangka bernama Anderson Lee Aldrich (22) itu harus menghadapi berbagai tuntutan karena menewaskan lima orang dan melukai sedikitnya 25 orang.
CNN memberitakan, polisi berhasil mengidentifikasi lima korban tewas itu yakni: Daniel Aston, Raymond Green Vance, Kelly Loving, Ashley Paugh dan Derrick Rump.
Mengutip informasi di map online pengadilan El Paso Country, Anderson Aldrich menghadapi lima dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan lima dakwaan kejahatan bermotivasi bias yang menyebabkan cedera tubuh.
Akan tetapi, Jaksa wilayah El Paso County, Michael Allen mengatakan, tuntutan resmi belum diajukan. Menurut dia, informasi yang ada di map itu hanya data awal dan mungkin bisa berubah.
Polisi belum merilis informasi tentang motif dan alasan Aldrich melakukan penembakan secara massal di klub tersebut.
Kronologi Penembakan Massal Klub LGBTQ di Colorado
Michael Anderson, seorang bartender di klub LGBTQ itu, turut memberikan kesaksian tentang peristiwa penembakan. Dia melihat seorang pria memegang senjata di depan pintu masuk klub yang mungkin sekitar 15 kaki dari tempat dia berada.
"Saya merunduk ke belakang bar, dan seperti yang saya lakukan, kaca mulai menyembur ke sekeliling saya."
Dalam hitungan detik, kata dia, teman dan supervisor bar bernama Daniel Aston mengalami luka parah akibat tembakan.
Kepada CNN, saksi lain bernama Ed Sanders mengatakan, dia melihat pria bersenjata itu, tetapi dia tidak bisa mendengar secara jelas dan memahami kata-kata apa yang keluar dari mulut pria itu ketika melepaskan tembakan di pintu.
"Sepertinya dia menembak dari pinggangnya, tetapi itu terjadi begitu cepat, saya tidak benar-benar memahami apa yang terjadi sampai kaki saya tertembak," kata Sanders.
Setelah melepaskan tembakan, aksi pria tersebut dilumpuhkan oleh dua orang bernama Fierro dan Thomas James.
Fierro adalah seorang militer Angkatan Darat yang pernah berperang di Irak dan Afganistan. Dalam kesaksiannya, Fierro mengatakan, dia menarik tersangka sampai jatuh ke bawah. Dalam melumpuhkan tersangka, dia dibantu oleh James.
Setelah berhasil mendapatkan senjata tersangka, Fierro memukuli pria tersebut. “Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan membunuhnya.” Sebab, pelaku mencoba membunuh Fierro dan istri, putrinya serta teman-temannya.
La Times memberitakan, Aldrich langsung ditahan setelah beberapa menit setelah penembakan. Diduga, Aldrich pernah ditangkap polisi pada Juni 2021 setelah dilaporkan seorang wanita. Perempuan itu mengaku diancam dengan “bom rakitan, senjata dan amunisi.”
Menurut kesaksian seorang warga Leslie Bowman yang mengenal pelaku, Aldrich adalah seorang pria berbadan besar, pendiam dan tidak banyak bersosialisasi.
"Dia secara fisik mengesankan, jadi saya bisa melihat mengapa beberapa orang menganggapnya mengintimidasi," katanya.
Editor: Iswara N Raditya