tirto.id - Bank Indonesia (BI) akan menjaga stabilitas harga secara konsisten untuk mencegah inflasi tinggi. Hal itu diungkapkan Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono. BI juga memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 3,55 pada Mei 2022 secara year on year (yoy). Inflasi ini merupakan tertinggi dalam empat tahun terakhir setelah pada Desember 2017 mencatat 3,61 persen.
"Ini guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3,0 persen plus minus 1 persen pada 2022," katanya di Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Secara bulanan, pada Mei 2022 mengalami inflasi sebesar 0,40 persen (mtm). Ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat 0,95 persen (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada semua kelompok, yaitu inti, volatile food, dan administered prices.
Sedangkan inflasi inti pada Mei 2022 tercatat 0,23 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi April 2022 yang sebesar 0,36 persen (mtm). Hal ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas emas perhiasan seiring dengan pergerakan harga emas global.
"Penurunan inflasi inti lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas nasi dengan lauk akibat kenaikan harga bahan pangan," kata Erwin.
Secara tahunan, inflasi inti Mei 2022 tercatat 2,58 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan inflasi periode bulan sebelumnya yang sebesar 2,60 persen (yoy).
"Inflasi inti tetap terjaga di tengah permintaan domestik yang meningkat, didukung stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi," pungkas dia.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri