tirto.id - Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri masih menganalisis rekaman kamera pengawas di rumah Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif dan lingkungan Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan.
Kediaman Laode dilemparkan molotov oleh orang tidak dikenal pada Rabu (9/1/2019) pukul 01.00 WIB. Satu molotov meledak dan menghanguskan dinding rumah. Satu molotov lainnya masih utuh dan tidak menyala. Jika INAFIS kesulitan menganalisis, maka tim tersebut akan meminta bantuan Kepolisian London.
“Kalau nanti mengalami hambatan akan kami kirim (rekaman kamera pengawas) ke kepolisian London. Sebab di sana memiliki peralatan yang canggih untuk mendeteksi,” ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Selasa (22/1/2019).
Nantinya hasil pemeriksaan dari London akan dikembalikan ke INAFIS untuk ditindaklanjuti lagi. Dedi mengatakan saat ini INAFIS dan Puslabfor masih mengupayakan agar rekaman kamera pengawas itu jernih guna mencari tahu wajah pelaku pelemparan molotov, kendaraan yang digunakan pelaku serta pelat nomor kendaraan tersebut.
“INAFIS butuh waktu dua hari untuk memeriksa, bila hasil analisis rekaman ini bisa jernih maka kami akan menganalisis di Indonesia, tidak ke London,” ucap Dedi.
Selain itu, kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo juga mendapatkan teror berapa sebuah tas hitam yang menggantung di pagarnya, hari kejadian sama seperti peristiwa di rumah Laode.
Kepolisian memeriksa alat bukti yang terdapat di dalam sebuah tas yang dicurigai berisi bom tersebut, terdapat serbuk di dalam tas itu. Berdasarkan hasil pemeriksaan forensik, serbuk itu bukan bahan peledak seperti black powder atau triacetontriperoxid (TATP).
Serbuk putih yang dicurigai sebagai serbuk peledak, setelah dilakukan uji forensik berisi senyawa CAO, Al2O3, SiO2, MgO, SO3, Na2O dan KA02. Senyawa tersebut disimpulkan adalah semen putih,” kata Dedi Prasetyo di kantornya, Kamis (10/1/2019). Kepolisian memastikan benda di dalam tas hitam ialah bom palsu (fake bomb). Hingga kini polisi masih memburu pelaku.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari