Menuju konten utama

Cara Penyimpanan Daging dan Jeroan untuk Cegah PMK

Berkaitan dengan wabah penyakit mulut & kuku (PMK) pada hewan ternak, masyarakat seyogianya mencermati cara penyimanan daging & jeroan yang sehat & hiegenis

Cara Penyimpanan Daging dan Jeroan untuk Cegah PMK
Ilustrasi daging. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ada beberapa cara penyimpanan daging dan jeroan yang aman dan higienis demi mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease yang mewabah di beberapa wilayah di Indonesia.

Walau Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organization for Animal Health/ OIE) menyatakan bahwa penyakit ini menular ke manusia, namun tindakan pencegahan lebih baik ketimbang mengobati.

Wabah PMK diketahui menyerang hewan ternak atau hewan dengan kuku belah/genap semisal sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, kijang, babi dan lainnya.

Pemicu wabah ini adalah virus foot and mouth diseases virus (FMDV) atau virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Aphthovirus yakni Aphtae epizooticae.

Menyimpan daging dan jeroan yang hendak dikonsumsi secara benar mampu meminimalisir penyebaran virus FMDV.

Virus ini mempunyai kemampuan untuk menyebar lewat udara atau airborne. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar dengan kontak langsung antarhewan ternak yang terinfeksi.

Cara Penyimpanan Daging dan Jeroan yang Sehat dan Aman

Merujuk pada laman ditjenpkh.pertanian.go.id, berikut tips penanganan daging segar dan jeroan sejak dibeli dari pasar tradisional agar aman dikonsumsi tanpa takut menyebarkan virus FMDV:

1. Daging jangan dicuci terlebih dahulu sebelum diolah.

Untuk membersihkan daging, alih-alih dicuci, rebus terlebih dahulu hingga mendidih selama 30 menit untuk mematikan kuman dan virus di dalamnya.

Apabila dicuci dengan air dingin, bisa jadi kuman akan menyebar ke seluruh daging. Karena itu, rebus dan panaskan sebelum diolah.

2. Dinginkan lalu bekukan.

Jika daging tidak langsung dimasak atau akan disimpan di freezer, maka daging bersama kemasan disimpan terlebih dahulu pada suhu dingin (chiller) minimal 24 jam.

3. Pastikan memilih jeroan yang sudah direbus.

Apabila jeroan masih mentah, rebus dahulu dalam air mendidih selama 30 menit sebelum disimpan di kulkas atau diolah.

4. Bekas kemasan daging sebaiknya langsung dibuang.

Rendam dahulu dalam detergen/pemutih pakaian/cuka dapur untuk mencegah cemaran virus ke lingkungan, baru kemudian dibuang ke tempat sampah.

Infografik SC Menyimpan Daging dan Jeroan

Infografik SC Menyimpan Daging & Jeroan. tirto.id/Quita

Gejala-gejala Penyakit PMK

Secara umum, penyakit mulut dan kuku menunjukkan beberapa gejala tertentu pada hewan ternak seperti sapi, kambing, domba dan babi yang telah terinfeksi virusnya.

Untuk sapi, gejala yang terlihat adalah suhu tubuh meningkat hingga 41 derajat celcius, mengalami demam, menggigil, tidak nafsu makan, mulut berliur, menggertak gigi, hingga menendangkan kaki lebih sering.

Kadang-kadang juga, gejala itu disertai erosi lidah, mastitis, hingga turunnya produksi susu bagi sapi perah.

Pada kambing serta domba, gejala yang tampak hampir tidak ada atau tidak terlihat. Hanya saja, pada gigi domba yang lebih muda terlihat adanya lesi atau kerusakan. Parahnya, PMK dapat memicu kematian mendadak pada kambing dan domba muda.

Untuk babi, gejala lesi tidak tampak terlalu nyata, kecuali pada babi yang dikandangkan pada alas permukaan yang keras.

Gejalanya terlihat pada kerusakan jaringan yang terjadi pada vesikula atau lepuh pada lidah, sela-sela gigi, gusi, pipi, palatum molle dan palatum durum (langit-langit mulut), bibir, nostril, moncong, cincin koroner, puting, ambing, moncong, ujung kuku, dan sela-sela kuku.

Baca juga artikel terkait CARA PENYIMPANAN DAGING atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Abdul Hadi