Menuju konten utama

Cara Menyembuhkan Hoarding Disorder dan Kenali Gejala Lengkapnya

Apakah hoarding disorder bisa disembuhkan, apa sebenarnya penyakit hoarding disorder, penyebab, gejalanya dan apakah hoarding disorder menular?

Cara Menyembuhkan Hoarding Disorder dan Kenali Gejala Lengkapnya
Hoarding Disorder. foto/IStockphoto

tirto.id - Video tentang kamar kost dengan kondisi jorok dan berantakan sedang viral di media sosial. Berbagai komentar negatif pun ramai dilontarkan oleh warganet, sementara sebagian lainnya menduga bahwa penghuni kamar kost tersebut kemungkinan mengidap hoarding disorder.

Dalam video yang beredar, terdengar suara seorang pria yang marah melihat kondisi kamar yang begitu kotor dan banyak tumpukan sampah. Pria itu juga terdengar memarahi seorang gadis yang tak lain adalah penghuni kamar tersebut dan menyuruhnya segera keluar.

Sementara di video yang lain, kamar kotor itu akhirnya mulai dibersihkan. Seluruh barang dan sampah dibuang, termasuk kasur berukuran besar yang warnanya sudah menghitam saking kotornya.

Video ini tentunya langsung menarik perhatian warganet, bahkan sudah ditonton lebih dari 30 juta kali. Meski banyak yang heran dan menghujat si penghuni kamar, tak sedikit pula yang menganggap kalau penghuninya mengidap hoarding disorder.

Apa Itu Hoarding Disorder?

Hoarding disorder adalah kondisi kesehatan mental seseorang yang merasa perlu untuk menyimpan dan menimbun barang dalam jumlah besar, baik itu barang yang berharga/bernilai maupun tidak. Contoh barang yang umumnya disimpan oleh pengidap hoarding disorder antara lain koran, majalah, peralatan rumah tangga, hingga baju.

Seseorang yang mengalami hoarding disorder juga akan merasa tertekan saat ia mencoba membuang barang yang ia simpan. Hal ini membuat barang akan semakin menumpuk sehingga bisa mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Jika dilihat dari definisinya, hoarding disorder mirip dengan kebiasaan mengoleksi barang. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar.

Saat seseorang gemar mengoleksi barang, ia biasanya akan memilih barang secara teliti terkait kualitasnya. Ia juga akan menaruh koleksinya dengan rapi dan hati-hati karena barang tersebut dianggap sangat berharga.

Sementara orang yang mengidap hoarding disorder umumnya tidak menyimpan barang secara teratur dan rapi. Barang yang dikumpulkan biasanya juga tidak bernilai.

Penyebab hoarding disorder sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan fungsi otak, faktor genetik, hingga kejadian traumatis atau insiden yang menyebabkan stres.

Gejala Hoarding Disorder

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut beberapa gejala khas hoarding disorder:

  • Merasa butuh atau ada dorongan kuat untuk menyimpan dan menimbun barang.
  • Tidak bisa membuang barang yang dikumpulkan.
  • Merasa tertekan atau stres saat mencoba membuang barangnya.
  • Timbul kecemasan soal kebutuhan barang di masa depan.
  • Ketidakpastian tentang di mana barang harus diletakkan/disimpan.
  • Tidak mempercayai orang lain untuk menyentuh barang-barangnya
  • Tinggal di tempat yang tidak wajar/layak karena terlalu banyak barang yang ditimbun.
  • Menarik diri dari kehidupan sosial, baik dari keluarga maupun teman.
Sementara alasan pengidap hoarding disorder mengumpulkan barang bisa jadi karena hal-hal berikut ini:

  • Percaya bahwa barang yang dikumpulkan mungkin akan berguna di masa depan
  • Percaya bahwa barang yang dikumpulkan punya nilai, unik, atau tidak tergantikan
  • Percaya bahwa barang tersebut terlalu berharga untuk dibuang
  • Beranggapan bahwa barang tersebut bisa membantu mereka untuk mengingat seseorang atau suatu kejadian
  • Merasa tak yakin di mana barang tersebut seharusnya berada, jadi mereka menyimpannya ketimbang membuangnya

Cara Menyembuhkan Hoarding Disorder

Penyembuhan hoarding disorder tentunya membutuhkan bantuan profesional. Menurut laman Mayo Clinic, terapi yang biasa diterapkan untuk hoarding disorder adalah cognitive behavioral therapy (CBT). Terapi ini memungkinkan seseorang untuk:

  • Belajar mengidentifikasi dan menantang pemikiran/keyakinan yang berkaitan dengan mengumpulkan barang.
  • Belajar menahan keinginan untuk mengumpulkan atau mendapatkan lebih banyak barang.
  • Belajar mengatur dan mengelompokkan barang sehingga membantu untuk memutuskan barang mana saja yang harus dibuang.
  • Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan.
  • Belajar untuk terlibat dalam kegiatan sosial
  • Belajar meningkatkan keinginan untuk berubah
  • Mengunjungi grup terapi atau keluarga sebagai bagian dari CBT

Baca juga artikel terkait HOARDING DISORDER atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari