tirto.id - Diabetes atau penyakit gula merupakan salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti luka pada kaki yang membutuhkan waktu lama untuk penyembuhan.
Peningkatan prevalensi diabetes menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup serius bagi masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan, sedikitnya terdapat 463 juta orang menderita diabetes pada 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk.
Wilayah Asia Tenggara di mana Indonesia berada, menempati peringkat ke-3 dengan prevalensi sebesar 11,3%. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita terbanyak, yaitu sebesar 10,7 juta.
Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan kerusakan pada berbagai organ serta jaringan tubuh, salah satunya adalah luka kaki diabetes atau ulkus diabetikum.
Ulkus diabetikum merupakan kondisi saat kadar gula darah penderita diabetes tidak terkontrol, sehingga mengakibatkan rusaknya saraf dan pembuluh darah di kaki. Luka tersebut dapat terjadi karena pembentukan plak-plak thrombus di pembuluh darah arteri atau yang disebut aterosklerosis dan paling umum menyerang pada bagian ekstremitas bawah, seperti jempol kaki, mata kaki, bahkan dapat mempengaruhi kaki hingga ke tulang.
Gejala yang sering muncul
Luka kaki pada penderita diabetes menjadi satu hal yang ditakuti, karena dibutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan. Banyak penderita yang mengalami luka diabetes di kaki dan tidak merasakan sakit. Berikut merupakan gejala umum yang tampak dari luka diabetes di kaki:
- Muncul cairan atau darah dari luka, sehingga luka kaki terus basah karena nanah.
- Luka tampak kemerahan.
- Rasa nyeri dan kesemutan bahkan hilangnya sensasi rasa pada sakit. Hal tersebut terjadi karena pembuluh darah penderita kerap mengalami penyumbatan yang menyebabkan aliran darah menjadi terhambat.
Cara mengobati luka diabetes pada kaki
Umumnya pengobatan luka diabetes pada kaki dapat dilakukan dengan pemberian obat, seperti antibiotik. Jika obat-obatan tidak efektif, dokter akan menjalankan tindakan operasi. Dilansir dari laman Healthline, ada beberapa cara yang direkomendasikan untuk mengobati luka kaki diabetes, di antaranya:
- Menghindari tekanan pada kaki
- Luka diabetes sebaiknya diperban dan rutin diganti
- Membersihkan jaringan mati secara rutin
- Rutin mengontrol gula darah
Dilansir dari laman RSUD dr. Iskak Tulungagung, ada tiga tanda yang dialami penderita diabetes yang berisiko menyebabkan pembusukan sehingga harus dilakukan tindakan amputasi di antaranya:
- Jaringan yang mati, warnanya awalnya pucat, putih, lalu menghitam.
- Bakteri penyebab diabetes, seperti spesies Staphylococcus atau Klebsiella pneumoniae dapat menghasilkan dan melepaskan gas. Gas tersebut akan cepat sekali naik ke tungkai hingga ke paha. Tindakan amputasi menjadi pilihan yang harus dilakukan.
- Luka berulang serta tak kunjung sembuh di salah satu area kaki.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari